AS Akan Gratiskan Tes Virus Corona dan Bayar Gaji Pasien

Minggu, 15 Maret 2020 18:00 WIB

Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyampaikan pernyataan tentang paket bantuan ekonomi virus Corona menjelang pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat di Capitol Hill di Washington, AS, 13 Maret 2020. [REUTERS / Yuri Gripas]

TEMPO.CO, Jakarta - DPR Amerika Serikat meloloskan RUU paket dana bantuan penanggulangan virus Corona pada Sabtu kemarin yang akan menyediakan tes gratis dan membayar upah kerja pasien positif COVID-19.

Bipartisan meloloskan paket bantuan dengan 363 banding 40 suara. Paket ini akan membantun meredam dampak ekonomi dan memperluas program kesehatan bagi mereka yang bekerja di rumah.

Para ekonom mengatakan wabah itu, yang telah menginfeksi 138.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 5.000, dapat mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.

Presiden Donald Trump mengatakan dia mendukung paket bantuan itu, meningkatkan kemungkinan bahwa itu akan melewati Senat yang dikuasai Partai Republik minggu depan.

Dikutip dari Reuters, 15 Maret 2020, RUU setebal 110 halaman ini adalah produk dari negosiasi yang luas antara Ketua DPR Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, orang penting Presiden Donald Trump tentang masalah ini. Mnuchin telah mendesak pemotongan pajak, sementara Pelosi telah mendorong untuk memperluas mengamankan daya beli belanja masyarakat. Itu belum termasuk pemotongan pajak gaji US$ 1 triliun atau Rp 14.700 triliun yang diminta Trump.

Advertising
Advertising

RUU itu akan memberikan dua minggu cuti sakit dan cuti keluarga bagi mereka yang terkena virus. Perusahaan akan mendapatkan kredit pajak untuk membantu menutupi pengeluaran.

Presiden AS Donald Trump berbicara pada konferensi pers dengan anggota Satuan Tugas Coronavirus di Gedung Putih di Washington, AS, 14 Maret 2020. [REUTERS / Yuri Gripas]

Partai Demokrat pada awalnya berupaya menciptakan tunjangan cuti sakit yang dibayar tetap, untuk sepertiga pekerja AS yang saat ini kehilangan upah ketika mereka tinggal di rumah karena sakit, tetapi Partai Republik mengatakan itu melanggar kesepakatan.

Menurut New York Times, langkah ini memberi beberapa pekerja cuti sakit dibayar dua minggu dan hingga tiga bulan cuti keluarga dan cuti medis, sama dengan tidak kurang dari dua pertiga dari gaji mereka. Ketentuan ini bertujuan mendorong orang untuk mengikuti saran dari pejabat kesehatan masyarakat yang telah mengatakan cara terbaik untuk menahan penyebaran virus adalah dengan membuat siapa pun yang mengalami gejala tetap tinggal di rumah.

Tetapi manfaat itu hanya berlaku untuk karyawan bisnis dengan kurang dari 500 karyawan swasta atau pemerintah, yang terinfeksi oleh virus dan dikarantina, memiliki anggota keluarga yang sakit, atau dipengaruhi oleh penutupan sekolah. Pengusaha besar dikecualikan, dan Departemen Tenaga Kerja akan memiliki opsi untuk membebaskan pekerja di perusahaan manapun dengan kurang dari 50 karyawan.

Paket final mencakup sejumlah keringanan untuk memungkinkan biaya tes ditanggung oleh asuransi dan program pemerintah federal. Ini juga termasuk kenaikan 6,2 poin persentase dalam pembayaran federal ke Medicaid untuk negara bagian.

Ada juga US$ 64 juta (Rp 945 miliar) untuk Layanan Kesehatan Pribumi India untuk menutupi biaya pengujian diagnostik virus Corona untuk anggota suku asli Amerika yang diakui federal. Departemen Urusan Veteran akan menerima US$ 60 juta (Rp 885 miliar) untuk memberikan pengujian bagi para veteran, sementara Sistem Medis Bencana Nasional akan menerima US$ 1 miliar (Rp 14,7 triliun) untuk mengganti biaya pengujian dan layanan kepada orang-orang tanpa asuransi kesehatan.

Dana bantuan akan memperluas program jaminan yang membantu orang mengatasi krisis ekonomi, termasuk manula yang tinggal di rumah dan anak-anak sekolah berpenghasilan rendah yang berisiko kehilangan akses untuk sarapan dan makan siang gratis jika sekolah mereka ditutup.

Paket ini akan meningkatkan bantuan pengangguran, dan program "kupon makanan" yang membantu 34 juta orang berpenghasilan rendah membeli bahan makanan.

Dukungan federal untuk Medicaid juga akan ditingkatkan, membuka jalan bagi negara bagian untuk mendanai program asuransi kesehatan berpenghasilan rendah yang Trump telah berulang kali mencoba untuk kurangi.

Pelosi mengatakan DPR akan mulai bekerja minggu depan pada diskusi undang-undang lain untuk membantu industri yang terpukul dan ekonomi yang lebih luas.

Bipartisan berjuang untuk menemukan landasan bersama setelah dengan cepat mengeluarkan RUU US$ 8,3 miliar atau Rp 122,4 triliun minggu lalu untuk membayar penelitian vaksin dan langkah-langkah memerangi penyakit lainnya.

Trump mengumumkan keadaan darurat nasional pada hari Jumat, membebaskan US$ 50 miliar atau Rp 737,6 triliun dalam bantuan federal untuk penanggulangan virus Corona.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

16 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya