Dengan menggunakan kemahirannya dalam menyetir yang diajarkan ayahnya di kawasan perladangan, Ruwaida berhasil membawa ayah dan adik lelakinya ke pintu ruang gawat darurat klinik itu tanpa terjadi sesuatu apapun.
"Saat saya sampai, segerombolan orang mengerumuni kereta dan memandang kami seolah-olah makhluk asing," kata mahasiswi berusia 20 tahun itu seperti yang dikutip kantor berita AP. "Mereka bukannya melihat korban yang terbakar tapi menatap ke arah saya. Perawat di klinik itu bertanya berkali-kali, 'Anda menyetir ke sini'?"
Arab Saudi adalah satu-satunya negara yang melarang wanita – lokal dan asing – menyetir. Larangan itu menyebabkan sebuah keluarga terpaksa mengupah orang lain sebagai supir. Wanita yang tidak mampu membayar sekitar 300-400 dolar AS (2,8 jt – 3,7 jt) sebulan untuk menggaji supir, harus bergantung pada saudara lelakinya untuk ke tempat kerja, sekolah, pasar, ataupun ke dokter.
Namun kini sudah ada sinyal larangan itu semakin terkikis. Kisah Ruwaida disiarkan surat kabar Arab Saudi terbesar, Al-Riyadh, yang menyifatkannya sebagai 'pemberani'. Ayahnya, Hamad al-Habis memuji tindakan anak perempuannya itu. "Kenapa harus menjadi perdebatan? Anak perempuan saya membuat keputusan benar pada waktu itu," kata Hamad di ranjang rumah sakit.
BOBBY CHANDRA