Prepper, Dari Ditertawakan Menjadi Pahlawan Karena Virus Corona

Sabtu, 7 Maret 2020 12:28 WIB

Prepper asal Inggris, Lincoln Miles, berhasil menjual ribuan perlengkapan bertahan hidup karena efek panic buying virus Corona (Sumber: CNN)

TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah kalian mendengar istilah Prepper? Istilah ini memang masih asing di Indonesia. Namun, di luar negeri, istilah tersebut makin populer di tengah epidemi virus Corona (COVID-19).

Mengutip CNN, Sabtu, 7 Maret 2020, Prepper adalah istilah untuk mereka yang terlatih dan selalu siaga untuk menghadapi situasi darurat seperti bencana alam, krisis finansial, atau bahkan wabah seperti virus Corona. Umumnya, mereka dikenali dari kebiasaan mereka menimbun berbagai makanan tahan lama, obat-obatan, perlengkapan medis, serta alat bertahan hidup, jauh sebelum bencana terjadi, di dalam ruang khusus.

Virus Corona mempopulerkan Prepper di luar negeri karena mereka yang lebih dulu siap menghadapinya. Ketika warga berjibaku melakukan panic buying, mereka sudah memiliki semua hal yang dibutuhkan untuk bertahan hidup berbulan-bulan.

Nander Knobben, salah seorang Prepper asal Belanda, mengaku banyak dicari warga begitu wabah virus Corona merebak. Mengutip CNN, Knobben berkata dirinya banyak dimintai bantuan untuk menyediakan supplai perlengkapan bertahan hidup yang mulai langka di pasaran. Beberapa di antaranya seperti makanan siap saji, radio, hingga filter air.

"Pesanan terus berdatangan. Sepanjang Februari, saya berhasil menjual lebih banyak masker, makanan siap saji, radio, dan filter air dibandingkan hasil jualan selama enam bulan di tahun 2019," ujar Knobben.

Di rumahnya sendiri, Knobben mengaku menyimpan makanan siap saji, air bersih, selimut, lilin, bensin, obat-obatan, batere, dan unggas yang cukup untuk bertahan selama 3-4 bulan. "Jika kamu menyiapkannya sekarang, meski bukan untuk virus Corona, suatu saat nanti kamu pasti membutuhkannya. Tidak ada salahnya untuk selalu siaga. Simpan saja dan hidup seperti biasa (hingga situasi darurat datang)," ujar Knobben.

Hal senada dilakukan Lincoln Miles, Prepper asal Inggris. Ia menyebut 3 bulan terakhir sebagai periode tergila yang pernah ia alami. Sebab, ia tidak pernah menyangka akan dicari orang-orang untuk menyediakan peralatan dan tips untuk bertahan hidup. Penjualan perlengkapan bertahan hidup sendiri, kata Miles, meningkat 20 kali lipat dibandingkan biasanya.

"Barang yang paling banyak dicari adalah masker gas, baju hazmat, serta makanan siap saji. Pekan lalu, dalam lima jam, saya berhasil menjual 6000 makanan cepat saji untuk kebutuhan 20 hari," ujar Miles.

Pada tahun 2019, Journal of Marketing Management menyebut Prepper sebagai tren yang tengah tumbuh seiring terus bergeraknya Jam Kiamat (Doomsday Clock). Doomsday Clock adalah jam simbolis yang menandakan kapan 'kiamat' akan datang karena ulah manusia sendiri mulai dari perang hingga perubahan iklim.

Prepper, dalam jurnal tersebut, tidak disebut sebagai sub kultur yang termarginalkan. Sebaliknya, melainkan kultur yang mulai menjadi mainstream karena orang semakin sadar bahwa bahaya bisa datang sewaktu-waktu. Epidemi virus Corona (COVID-19), oleh salah satu penulis jurnal yaitu Sarah Browne, diyakini menjadi salah satu pemicunya.

"Prepper selalu merasa dipandang sebagai orang paranoid dan berlebihan. Mereka sekarang berupaya menunjukkan bahwa merekalah yang secara logis dan praktis paling siap dalam menghadapi bencana," ujar Browne, yang bekerja di Trinity College Dublin, sebagaimana dikutip dari CNN.

ISTMAN MP | CNN


Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

5 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya