Boris Johnson Bertekad Lawan Virus Corona di Inggris

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 2 Maret 2020 12:01 WIB

Penumpang di kapal pesiar Diamond Princess menari di lantai dansa, saat berlayar di laut, 2 Februari 2020. Karantina di bawah pemerintah Jepang ini dipandang tidak dapat membendung laju penularan virus corona antar penumpang di kapal berbendera Inggris tersebut. Philip And Gay Courter/REUTERS

TEMPO.CO, London – Pemerintah Inggris mengumumkan terjadi lonjakan kasus infeksi virus Corona pada Ahad kemarin. Jumlah kasus infeksi baru sebanyak 13 kasus sehingga totalnya sebanyak 36 kasus.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan jumlah kasus infeksi baru virus Corona itu bakal bertambah.

“Kami menemukan sekitar 35 orang di negara ini telah menderita sakit dan jelas kemungkinannya bisa bertambah,” kata Boris Johnson saat mengunjungi sebuah fasilitas kesehatan di London, Inggris, seperti dilansir Reuters pada Ahad, 1 Maret 2020.

Boris Johnson bakal memimpin rapat komite respon darurat, yang dibuat pemerintah. Ini menunjukkan pemerintah meningkatkan upaya mengatasi penyebaran virus Corona, yang bermula di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina bagian tengah.

Virus ini telah menimbulkan korban jiwa sebanyak sekitar 3 ribu orang di sekitar 50 negara. Mayoritas korban berada di Cina.

Advertising
Advertising

“Saya merasa sangat yakin negara ini memiliki kapasitas untuk menanganinya,” kata dia.

Johnson mengatakan pemerintah mempertimbangkan untuk menutup sementara sejumlah sekolah dan membatalkan gelaran acara publik untuk mencegah penyebaran virus ini lebih lanjut.

Pemerintah juga mengkaji untuk mengaktifkan kembali pekerja medis yang telah pensiun untuk membantu penanganannya pasien.

Ada juga rencana untuk mengizinkan publik bekerja dari rumah hingga musim panas saat virus Corona akan lebih mudah ditangani.

Kepala Medis Inggris, Chris Whitty, mengatakan ada 12 kasus infeksi baru virus Corona hingga Ahad kemarin. Ini membuat total jumlah korban infeksi mencapai 35 orang. Sedangkan pemerintah Skotlandia menambahkan satu korban infeksi sehingga totalnya menjadi 36 orang.

Pemerintah Cina, seperti dilansir Channel News Asia, mengatakan jumlah korban infeksi baru virus Corona pada Ahad sebanyak kurang dari 200 orang. Jumlah ini merupakan yang terendah sejak Januari 2020. Mayoritas korban infeksi berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei.

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

47 menit lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

19 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

19 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

23 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

23 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya