Raja Malaysia Undang Parpol Usul Calon Perdana Menteri Malaysia
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Sabtu, 29 Februari 2020 11:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah memanggil para pemimpin semua partai politik ke Istana Negara pada Sabtu untuk mengusulkan kandidat perdana menteri Malaysia berikutnya.
Menurut Malaysiakini, 29 Februari 2020, para pemimpin partai dipanggil pada pukul 10.30 pagi.
Tujuan pemanggilan oleh Yang Mulia diyakini adalah untuk mencari nominasi para pemimpin politik para anggota parlemen untuk menjadi perdana menteri berikutnya.
Krisis politik yang sedang berlangsung telah mengedepankan peran penting yang dimainkan oleh lembaga Yang di-Pertuan Agong dan Penguasa Melayu.
Al-Sultan Abdullah telah mengambil peran mediasional untuk menstabilkan situasi politik di negara itu dan juga telah melakukan wawancara satu per satu dari semua anggota parlemen untuk mencari tahu siapa yang memiliki dukungan mayoritas untuk diangkat sebagai perdana menteri.
Presiden Partai Bersatu Muhyiddin Yassin telah meninggalkan Istana Negara kurang dari 40 menit setelah tiba atau 10.50 pagi, menurut laporan Malaysiakini.
Sekretaris Jenderal PAS, Takiyuddin Hassan, yang menemaninya mengatakan, "Kami akan kembali besok".
Presiden Umno Ahmad Zahid Hamidi, presiden PAS Abdul Hadi Awang dan kepala GPS Fadillah Yusof juga terlihat pergi.
Sebelumnya pagi ini, para pemimpin telah berkumpul di rumah Muhyiddin. Turut hadir adalah anggota parlemen Keningau Star, Jeffrey Kittingan dan anggota parlemen Pensiangan PBS Arthur Joseph Kurup.
Kelompok itu berencana untuk memberi tahu istana bahwa mereka memiliki mayoritas untuk membentuk pemerintahan baru, tetapi ketua Bersatu, Dr Mahathir Mohamad, yang sekarang berseberangan dengan Muhyiddin, melakukan manuver lebih dulu dengan menggelar pertemuan.
Mahathir telah mencapai kesepakatan dengan Pakatan Harapan untuk mendukungnya. Sumber Bersatu telah mengindikasikan bahwa lebih banyak akan menyatakan dukungan untuk Mahathir untuk menjadi perdana menteri Malaysia berikutnya.