Amerika Tuduh Cina Tembakkan Laser ke Pesawat Militer Mereka

Jumat, 28 Februari 2020 11:31 WIB

Pasukan Marinir Amerika terjun dari pesawat MV-22 Osprey di North Carolina, pada Januari 2000. Pesawat ini diawaki 3 orang dan mampu mengangkut 24 pasukan. Marinir Amerika memiliki 360 pesawat MV-22B dan 48 unit HV-22 untuk melakukan serangan tempur dan misi dukungan tempur. USNAVY/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Laut Amerika mengklaim satuan militer Cina telah menembakkan laser ke pesawat mereka, P-8 Surveillance, ketika melintasi Samudra Pasifik pekan lalu. Menurut mereka, aksi Cina tersebut sungguh berbahaya dan tidak seharusnya dilakukan.

"Laser dengan standar militer adalah alat berbahaya yang bisa mencelakakan tidak hanya kru pesawat, tetapi juga marinir yang berada di dalamnya," ujar Angkatan Laut Amerika dalam keterangan persnya sebagaimana dikutip dari CNN, Jumat, 28 Februari 2020.

Perlu diketahui, laser standar militer atau dikenal sebagai Dazzler adalah laser dengan daya jangkau jauh. Dazzler, umumnya, digunakan untuk menandai alutsista musuh agar memudahkan serangan balik. Namun, terkadang, Dazzler juga bisa dimanfaatkan untuk melumpuhkan pandangan musuh dengan cara ditembakkan ke arah kokpit.

Kejadian di Samudra Pasifik itupun bukan yang pertama kalinya. Pada tahun 2018, insiden serupa pernah terjadi. Kala itu, pemerintah Amerika menuduh Cina telah menembakkan Dazzler ke pesawat mereka, C-130J, yang melintas di atas kawasan Afrika Timur.

Angkatan Laut Amerika menegaskan bahwa mereka akan melayangkan protes formal ke militer Cina dalam waktu dekat. Harapannya, insiden serupa tidak akan terulang lagi di kemudian hari.

Apabila mengacu pada sejarah hubungan militer Cina dan Amerika selama ini, patut diduga insiden laser pekan lalu adalah imbas dari ketegangan antara Cina dan Amerika. Awal Februari lalu, Menteri Pertahanan Amerika, Mark Esper, menyebut Cina sebagai ancaman karena terus menambah kekuatan militer mereka untuk memperkuat pengaruh di Laut Cina Selatan.

"Kami terus memantau bagaimana mereka mengklaim dan mempersenjatai pulau-pulau yang ada di kawasan Laut Cina Selatan. Memanfaatkan teknologi dan kekuatan militer yang dimiliki, mereka mencoba memperkuat pengaruhnya di dunia untuk kepentingan pribadi," ujar Esper.

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

25 menit lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

9 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

12 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

13 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

13 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya