Pengacara: Julian Assange Tak Seharusnya Diekstradisi ke Amerika

Kamis, 27 Februari 2020 06:52 WIB

Julian Assange. REUTERS/Stefan Wermuth

TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara Julian Assange menyampaikan pembelaan dalam sidang hari ketiga, Rabu, 26 Februari 2020. Edward Fitzgerald mengatakan Pemerintah Inggris seharusnya tidak mengirimkan Assange, 48 tahun, ke Amerika Serikat atas tuduhan mata-mata karena ada sebuah pakta antara kedua negara yang melarang ekstradisi tindak pidana politik.

Assange menghadapi total 18 dakwaan, yang diantaranya berkonspirasi membajak sejumlah komputer pemerintah dan melanggar undang-undang mata-mata dengan mempublikasikan ribuan dokumen diplomatik rahasia Amerika Serikat. Jika terbukti bersalah, dia menghadapi hukuman penjara puluhan tahun.

Julian Assange dibawa paksa dari kedutaan Ekuador.[Ruptly/Russia Today]

Dikutip dari reuters.com, sidang kasus hukum Assange digelar di Pengadilan Crown Woolwich, Ibu Kota London, Inggris. Fitzgerald berkeras di bawah pakta ekstradisi Anglo-Amerika bahwa ekstradisi tindak pidana politik tidak diperbolehkan. Terorisme dan kekerasan kriminal dalam pakta para pelakunya boleh diekstradisi. Namun jika bukan kasus terorisme atau kekerasan, maka pelaku tindak pidana politik tidak seharusnya diekstradisi.

Advertising
Advertising

“Tindak pidana yang Assange dikenai tuduhan dan ekstradisinya diupayakan masuk kategori tindak pidana politik,” kata Fitzgerald, di persidangan.

Fitzgerald juga menuding pengadilan perlu mempertimbangkan sejumlah perlindungan yang termaktub dalam undang-undang internasional dan konvensi HAM Eropa. Dia menekankan, akan sangat aneh jika pengadilan tidak berdaya untuk menghentikan upaya ekstradisi terhadap Assange.

Pandangan Fitzgerald soal tindak pidana politik itu ditentang oleh James Lewis, utusan dari Pemerintah Amerika Serikat untuk kasus ini. Assange dinilai telah menempatkan dalam risiko hidup sejumlah orang dengan menyebarluaskan materi rahasia melalui situs WikiLeaks, yang didirikannya.

Amerika Serikat pada tahun lalu telah meminta Inggris untuk mengekstradisi Assange setelah dia dikeluarkan dari Kedutaan Besar Ekuador di London. Di kantor Kedutaan Ekuador itu Assange menghabiskan waktu hingga 7 tahun menghindari tuduhan kriminal kejahatan seksual di Swedia. Kasus ini sekarang sudah dihentikan.

Assange menjalani tahanan di Inggris dan akan terus dikurung hingga permintaan ekstradisinya ke Amerika diputuskan pengadilan. Sidang kasus ini dibagi dua, dimana sidang sisanya akan dilakukan pada Mei 2020.

Para pendukung Assange menggambarkannya sebagai sosok pahlawan anti-kemapanan, yang mengungkap pemerintah-pemerintah yang meyalahgunakan kekuasaan. Tindakan hukum terhadap Assange membahayakan hak-hak jurnalisme. Para kritikus menyebut Assange sebagai musuh negara yang merusak keamanan negara-negara barat.

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

14 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya