Donald Trump Mau Halangi Penerbitan Buku John Bolton

Senin, 24 Februari 2020 09:00 WIB

Penasihat Keamanan Nasional John Bolton mendengarkan ketika Presiden AS Donald Trump mengadakan rapat kabinet di Gedung Putih di Washington, AS, 9 April 2018. [REUTERS / Kevin Lamarque]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan kepada stafnya dia ingin menghalangi penerbitan buku John Bolton dengan alasan buku tersebut menyimpan rahasia negara.

Trump juga menyebut mantan penasihat keamanan nasional AS tersebut sebagai pengkhianat, menurut dua sumber yang mengetahui percakapan tersebut kepada Washington Post, dikutip CNN, 23 Februari 2020.

Presiden secara khusus mendesak para pembantunya bahwa buku Bolton, "The Room Where It Happened: A White House Memoir," seharusnya tidak diterbitkan sebelum pemilihan presiden November, kata kedua sumber.

Berita tentang upaya Trump datang ketika Bolton dan pengacaranya terlibat dalam pertempuran dengan Gedung Putih selama berminggu-minggu atas isi buku itu, yang akan diterbitkan pada bulan Maret. Pemerintahan Trump meningkatkan kekhawatiran dengan mengklaim isi buku Bolton mengandung informasi rahasia yang dilindungi oleh hak istimewa eksekutif.

Kantor manajemen arsip Gedung Putih bertanggung jawab untuk meninjau buku Bolton dan memberikan respons.

Advertising
Advertising

Presiden Donald Trump, kanan, melakukan pertemuan disela-sela sidang umum PBB dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Sumber: REUTERS/Jonathan Ernst

Adalah New York Times melaporkan bulan lalu bahwa Bolton, dalam manuskripnya yang tidak dipublikasikan, menuduh bahwa Trump mengarahkannya untuk membantu mendapatkan informasi yang merusak Demokrat dari Ukraina.

Menurut laporan New York Times pada 26 Januari, Bolton juga menuduh bahwa Trump tidak mau mencabut penangguhan bantuan militer ke Ukraina sampai para pejabat di sana memenuhi permintaan itu. Pengacara Bolton tidak membantah substansi laporan New York Times tetapi mengecam kebocoran isi buku.

Ketika proses peninjauan berlangsung, Presiden telah berulang kali membawa buku itu bersama stafnya, kata kedua orang sumber Washington Post, dan mengatakan dia memandang Bolton sebagai "pengkhianat" karena menulisnya.

Dalam sambutan publik pertamanya sejak penyelidikan pemakzulan, Bolton mengeluarkan teguran terhadap "sensor" Gedung Putih atas manuskripnya.

"Saya harap itu tidak ditekan," kata Bolton saat acara di Duke University pada 18 Februari. "Saya mengatakan hal-hal dalam naskah tentang apa yang dia (Trump) katakan kepada saya," tambahnya. "Saya berharap mereka menjadi publik suatu hari nanti."

Di depan hadirin Duke University, Bolton menolak untuk membahas perincian masalah Ukraina yang menyebabkan pemakzulan Trump, dan dia tidak memberikan pendapat tentang hasil persidangan yang membebaskan presiden. John Bolton malah memberikan jawaban yang samar, dengan mengatakan pertanyaan tentang itu akan terjawab dalam bukunya jika ia diizinkan untuk menerbitkannya.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

14 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

16 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

21 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

25 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

28 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

32 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

32 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya