Amerika dan Taliban Sepakat Berdamai

Jumat, 14 Februari 2020 08:00 WIB

Pesawat komersial misterius jatuh dan terbakar, menewaskan 15 orang di wilayah Taliban, Afganistan. [MIRROR]

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan kelompok Taliban di Afghanistan akhirnya sepakat lakukan gencatan senjata. Keputusan diambil usai pertemuan dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dua hari lalu. Adapun gencatan senjata ini hanya berlaku sementara.

"Amerika dan Taliban telah bernegosiasi untuk usulan tujuh hari gencatan senjata," ujar Menteri Pertahanan Amerika, Mark Esper, pada Kamis malam waktu Belgia, 13 Februari 2020.

Esper menjelaskan, gencatan senjata diambil kedua pihak untuk memudahkan pembahasan soal pembagian kawasan di Afghanistan. Harapannya, dengan gencatan senjata dilakukan, pembahasan bisa berjalan dengan lancar.

Perihal kapan gencatan senjata sementara itu akan resmi berlaku, Esper belum bisa menyebutkan tanggalnya. Namun, ia menyampaikan bahwa pengurangan aktivitas kekerasan (Reduction of Violence) akan berlangsung per hari ini, Jumat, 14 Februari 2020.

"Bagi kami, tujuh hari (berdamai) sudah cukup. Tetapi, bagaimana pendekatan kami selanjutnya bergantung pada situasi dan kondisi. Saya katakan lagi, berdasarkan situasi dan kondisi. Jadi, akan ada proses evaluasi secara berkala sembari kami melangkah maju," ujar Esper.

Dengan adanya gencatan senjata sementara ini, maka Amerika diprediksi akan segera menarik 12 ribu pasukannya dari Afghanistan. Hal tersebut bisa menjadi langkah awal untuk mengakhiri perang antara Amerika dan kelompok Taliban yang sudah berlangsung sangat lama hingga disebut America's Longest War.

Sebagai catatan, diambilnya 7 hari sebagai durasi gencatan senjata berbeda dengan kabar yang sempat beredar. Kemarin, beredar kabar bahwa Amerika dan kelompok Taliban bernegosiasi untuk 10 hari gencatan senjata. Meski begitu, keduanya sama sama berupa usulan gencatan senjata sementara.

Lebih lanjut, dalam negosiasi tersebut, kelompok Taliban dikabarkan setuju untuk untuk tidak menyerang pusat-pusat populasi dan lembaga pemerintah selama permintaan mereka dipenuhi. Salah satu permintaan mereka adalah diperbolehkan menyerang pasukan Amerika jika mereka ketahuan melanggara periode gencatan senjata. Selain itu, Taliban juga meminta hak untuk menyerang apabila Amerika ketahuan masih memasok bantuan ke daerah yang tidak terjangkau mereka.

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

11 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

5 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

5 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

6 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

8 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

11 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

16 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya