Pemerintah Cina Minta Pasien Virus Corona Jangan Malas Berobat

Rabu, 12 Februari 2020 17:05 WIB

Pekerja medis menggunakan pakaian pelindung saat berada di bangsal terisolasi pasien virus corona di sebuah rumah sakit di distrik Caidian, Wuhan, provinsi Hubei, Cina 6 Februari 2020. Sebagian besar korban meninggal akibat virus corona berasal dari Cina. China Daily via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina semakin membatasi pergerakan warga untuk memastikan epidemi virus Corona tidak semakin parah. Salah satu langkah mereka adalah meminta setiap apotek untuk mendata nama-nama warga yang membeli obat batuk dan flu. Hal itu untuk mengidentifikasi warga mana saja yang diduga terjangkit virus Corona namun malas meminta bantuan medis.

"Hal itu adalah bagian dari pemerintah Cina untuk mencegah warga, terutama yang tertular virus Corona, untuk mengobati dirinya sendiri dibanding meminta pertolongan medis," sebagaimana dikutip dari Washington Post.

Sejauh ini, sudah ada tiga kota di Cina yang menerapkan aturan pembelian obat itu. Ketiga kota itu adalah Beijing, Hangzhou, dan Shenzhen. Prosedur yang diterapkan di ketiganya tidak berbeda, setiap apotek harus mendaftar nama dan nomor penduduk dari setiap warga yang membeli obat batuk serta flu.

Adapun pengetatan cara membeli obat bukanlah satu-satunya pengetatan yang diinstruksikan pemerintah Cina. Di Wuhan, misalnya, lokasi berobat diatur ulang berdasarkan simptom yang diderita. Dengan kata lain, mereka yang simptomnya demam akan memiliki tempat berobat yang berbeda dengan mereka yang simptomnya berupa infeksi saluran pernafasan.

Selain lokasi berobat diatur ulang, akses ke beberapa tempat hunian juga diperketat, terutama yang ditinggali pasien virus Corona. Penghuni tidak bisa lagi keluar dan masuk dengan bebas karena mereka harus melewati pemeriksaan dulu. Penjaga juga akan berpatroli di sekitar hunian. Pemerintah Cina menyebut metode itu sebagai sealed management.

Walau pengetatan sedang berlangsung, pemerintah Cina optimistis puncak virus Corona sudah terlewati. Mereka mengacu pada data Komisi Kesehatan Nasional yang menunjukkan trend penurunan angka pertumbuhan kasus virus Corona. Di luar provinsi Hubei, misalnya, angka pertumbuhan kasus virus Corona telah turun 57 persen dari 890 kasus pada Senin pekan lalu menjadi 381 pada Senin kemarin.

"Saya berharap epidemi ini akan benar-benar berakhir pada April nanti," ujar Zong Nansham, penasihat medis pemerintah Cina.

Data terbaru, angka kasus virus Corona di seluruh dunia saat ini adalah 45.171 kasus. Jumlah korban meninggal ada 1.115 orang, diikuti dengan jumlah pasien sembuh 4.771 orang.

ISTMAN MP | WASHINGTON POST | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

2 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

18 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya