500 Staf Medis Rumah Sakit Wuhan Terinfeksi Virus Corona

Rabu, 12 Februari 2020 16:00 WIB

Petugas medis menggunaka pakaian pelindung memberi makan pasien virus corona baru di bangsal terisolasi di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, di Wuhan, provinsi Hubei, Cina 8 Februari 2020. Virus corona diyakini muncul pada Desember tahun lalu dari pasar hewan liar di Provinsi Hubei. China Daily via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 500 staf rumah sakit di Kota Wuhan terinfeksi virus Corona pada pertengahan Januari 2020.

Tiga sumber medis mengkonfirmasi angka ini dan menimbulkan kekhawatiran di antara petugas kesehatan.

Pemerintah telah melaporkan kasus-kasus individual dari petugas kesehatan yang terinfeksi, namun belum memberikan gambaran lengkap, dan sumber-sumber mengatakan dokter dan perawat telah diberitahu untuk tidak membuat publisitas total, menurut laporan South China Morning Post, 12 Februari 2020.

Alasan perintah ini tidak dijelaskan, tetapi pihak berwenang telah berusaha untuk meningkatkan moral di antara staf medis garis depan, terutama setelah kematian dr. Li Wenliang, yang meninggal karena penyakit berminggu-minggu setelah ditegur oleh polisi karena memperingatkan rekan-rekannya tentang virus baru.

Sebuah selebaran daring mengungkapkan skala infeksi di antara petugas medis di Wuhan.

Menurut selebaran slide tersebut, dikatakan bahwa pada pertengahan Januari ada sekitar 500 kasus yang dikonfirmasi di antara staf rumah sakit dengan 600 orang lagi yang diduga terinfeksi.

Advertising
Advertising

Sebuah sumber dari sebuah rumah sakit besar di Wuhan dengan pengetahuan tentang situasi mengkonfirmasi bahwa selebaran itu asli.

Angka-angka yang ditunjukkan pada slide selebaran juga sejalan dengan angka yang diberikan oleh dua dokter lain dari rumah sakit besar di Wuhan.

Mereka yang terinfeksi termasuk setidaknya 100 staf dari Rumah Sakit Wuhan Xiehe dan Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan, dengan masing-masing 50 kasus lagi dari Rumah Sakit Nomor 1 Wuhan dan Rumah Sakit Zhongnan.

Sebuah makalah penelitian yang diterbitkan oleh para dokter dari Rumah Sakit Zhongnan dalam The Journal of American Medical Association, Jumat lalu mengatakan, setidaknya 40 pekerja medis telah terinfeksi.

Selain menghambat kapasitas rumah sakit untuk menampung wabah dan merawat pasien, spesialis medis mengatakan tingkat infeksi di antara staf garis depan adalah indikator penting tentang seberapa mudah penyakit, yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, dapat ditularkan dan risiko dari tertular virus di rumah sakit.

Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat memindahkan pasien terinfeksi virus corona di sebuah rumah sakit di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 6 Februari 2020. Korban meninggal akibat terinfeksi virus corona sampai hari ini mencapai 1.013 orang. China Daily via REUTERS

Seorang dokter dari sebuah rumah sakit besar di Wuhan, yang meminta anonimitas, mengatakan bahwa perkembangan itu telah menurunkan semangat, menambahkan bahwa banyak pekerja medis sedih ketika mereka melihat pemindaian CAT rekan-rekan yang telah terinfeksi.

"Itulah sebabnya kami telah meminta sumbangan lebih banyak dari pasokan medis, terutama pakaian jas hujan," kata seorang dokter, menggambarkan bagaimana area karantina yang disisihkan untuk pekerja medis yang sakit sekarang penuh. "Kami telah melihat terlalu banyak rekan yang jatuh sakit karena perlindungan yang tidak memadai."

Para dokter dan ahli medis mengatakan bahwa kekurangan alat pelindung, jam kerja yang terlalu lama dan juga kurangnya kesadaran tentang betapa menularnya virus merupakan faktor utama dalam sejumlah besar infeksi.

Yu Changping, seorang spesialis pernafasan dengan Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan, menderita demam pada 14 Januari dan kemudian dipastikan telah tertular virus itu.

Dia mengatakan dia tidak yakin kapan dia terinfeksi karena dia merawat banyak pasien setiap hari. "Virus ini terlalu menular. Kami tidak memiliki cukup pemahaman tentang virus," katanya.

Yu dirawat di rumah sakit pada 17 Januari dengan kolega lain dari departemen yang sama dan masih dirawat.

Li Wenliang, 34 tahun, mengatakan kepada sekelompok dokter di media sosial Cina dan grup WeChat bahwa tujuh kasus Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) telah dikonfirmasi terkait dengan pasar makanan laut di Wuhan, yang diyakini sebagai sumber virus. twitter.com

Kematian setidaknya tiga pekerja perawatan kesehatan Wuhan telah dilaporkan sejauh ini termasuk Li, yang kasusnya memicu badai kemarahan nasional tentang upaya awal untuk menutupi wabah virus Corona.

Media pemerintah CGTN melaporkan 44.730 total kasus di Cina dan 397 kasus di luar negeri, menurut catatan pada 12 Februari.

Sementara kematian virus Corona mencapai 1.114 orang, termasuk di Hong Kong. Sementara satu kematian luar negeri terjadi di Filipina.

Sementara dalam konferensi pers Rabu di Beijing, seorang pejabat Komisi Kesehatan Nasional Cina mengatakan, jumlah kasus virus Corona novel harian yang dikonfirmasi di Cina telah mengalami penurunan 48,2 persen antara 4 dan 11 Februari.

Berita terkait

Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

2 hari lalu

Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

Progres pembangunan RS Muara Badak berjalan positif tanpa ada hambatan yang berarti.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

2 hari lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

3 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

3 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

5 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

6 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

12 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

13 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

18 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya