PM Hun Sen Sebut Tidak Bakal Tunduk kepada Asing, Kenapa?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 12 Februari 2020 14:54 WIB

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. SBS

TEMPO.CO, Phnom Penh – Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, mengatakan negaranya tidak akan tunduk kepada tuntutan negara asing.

Hun Sen mengatakan ini sehari menjelang keluarnya keputusan Uni Eropa soal apakah akan memperpanjang perlakuan khusus perdagangan kepada Kamboja, yang dilanda isu pelanggaran HAM saat pemerintahan Hun Sen berkuasa.

Selama ini Kamboja mendapatkan manfaat dari UE dalam program perdagangan Everything But Arms atau EBA. Ini memberikan fasilitas bebas bea masuk kepada negara-negara yang paling tidak berkembang ekonominya untuk mengekspor produk ke UE.

“Kami menyerukan kepada rakyat Kamboja untuk berdiri melindungi kemerdekaan, kedaulatan dan perdamaian. Kita tidak boleh tunduk kepada siapapun. Kita harus kerja keras untuk hidup,” kata Hun Sen.

Dia mengatakan negaranya ingin berteman dan menjadi mitra semua negara di dunia.

Advertising
Advertising

“Tapi jika mereka tidak memahami kita dan ingin memaksa kita, kita tidak setuju,” kata Hun Sen.

Dia juga mengatakan negaranya telah mengalami berbagai peperangan dan tragedi namun ini tidak menghancurkan Kamboja.

Saat ini, industri garmen di Kamboja merupakan penyerap lapangan kerja terbesar. Industri ini menghasilkan US$7 miliar atau sekitar Rp5.6 triliun per tahun.

Menurut data pemerintah, Kamboja mengekspor ke UE senilai US$5.4 miliar atau sekitar Rp73.8 triliun per tahun.

Sebuah dokumen yang diunggah di situs UE menunjukkan ada pencabutan sejumlah produk asal Kamboja dari program EBA. Tapi, produk beras tidak termasuk.

Pemimpin oposisi Sam Rainsy, yang dalam pengasingan, mengatakan Hun Sen sebaiknya mematuhi tuntutan UE. Ini bertujuan mengembalikan kebebasan fundamental di negara ini.

“Meskipun hanya pencabutan sebagian fasilitas program EBA, itu sudah menyedihkan karena berdampak pada ekonomi,” kata Rainsy.

Pemerintah Kamboja dengan dukungan Mahkamah Agung telah membubarkan partai oposisi CNRP dengan alasan pengkhianatan. Pemerintahan Hun Sen menuding CNRP mendapat dukungan AS untuk menggulingkan pemerintahannya.

Berita terkait

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

2 jam lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

5 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

7 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

1 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

5 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

6 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

6 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

7 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya