Xi Jinping Ingatkan Pengendalian Virus Corona Ancam Ekonomi

Selasa, 11 Februari 2020 17:30 WIB

Presiden Cina Xi Jinping menginspeksi pekerjaan pencegahan dan pengendalian virus Corona di lingkungan Anhuali di Beijing, Cina, 10 Februari 2020. [Xinhua via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Cina Xi Jinping memperingatkan para pejabat tinggi pekan lalu bahwa upaya mengendalikan penyebaran virus Corona Wuhan terlampau jauh dan bisa mengancam perekonomian Cina.

Sumber mengatakan Xi Jinping menyampaikan ini kepada para pejabat lokal dalam pertemuan Komite Tetap Politbiro 3 Februari setelah meninjau laporan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) dan departemen ekonomi lainnya, menurut Reuters, 11 Februari 2020.

"Beberapa tindakan yang diambil untuk menahan virus merugikan ekonomi. Xi mendesak mereka untuk menahan diri dari tindakan yang lebih ketat," kata dua orang yang akrab dengan pertemuan itu, yang menolak disebutkan namanya.

Dengan melihat melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina dalam hampir tiga dekade, para pemimpin Cina tampaknya ingin tindakan seimbang dalam melindungi ekonomi yang lesu dan memberantas epidemi yang telah menewaskan 1.000 orang lebih dan menginfeksi lebih dari 40.000.

Pejabat pemerintah daerah di luar Kota Wuhan telah menutup sekolah dan pabrik, menutup jalan dan kereta api, melarang acara publik dan bahkan mengunci kompleks perumahan. Xi mengatakan beberapa dari langkah-langkah itu tidak praktis dan menebarkan ketakutan di antara masyarakat, kata mereka.

Advertising
Advertising

Kantor informasi dewan negara Cina tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan ini.

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di jalan raya setelah meluasnya wabah virus corona baru di luar Anqing, provinsi Anhui, Cina, 6 Februari 2020. REUTERS/Thomas Peter

Kantor Berita resmi Xinhua, yang melaporkan pertemuan Politbiro Senin lalu, menyebut wabah virus Corona sebagai ujian utama sistem dan kapasitas pemerintahan Cina, menambahkan tanpa rincian lebih lanjut, bahwa komite partai dan pemerintah dari semua tingkatan didesak untuk mencapai target pembangunan ekonomi dan sosial tahun ini.

Sejak pertemuan itu, bank sentral Cina telah berjanji untuk meningkatkan dukungan bagi perekonomian dan menyiapkan alat kebijakan untuk mengimbangi kerusakan. NDRC mengatakan pada sebuah pengarahan akhir pekan bahwa mereka mendesak perusahaan dan pabrik untuk melanjutkan pekerjaan, terutama di industri-industri utama seperti makanan dan obat-obatan.

"Dalam konteks epidemi dan tekanan ke bawah pada ekonomi, lebih penting untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi," kata Pan Gongsheng, wakil gubernur bank sentral Cina, mengatakan pada hari Jumat.

Pada Senin, Provinsi Zhejiang, tempat pembangkit tenaga listrik ekonomi di Cina timur, memerintahkan pemerintah daerah untuk tidak bereaksi berlebihan dengan membatasi pergerakan sehari-hari atau menutup toko-toko rantai dan toko serba ada yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, minyak goreng serta daging, telur dan produk susu, menurut rilis pemerintah.

Cina telah meluncurkan kebijakan pajak baru karena berusaha mengurangi beban industri yang terkena epidemi.

Pembuat kebijakan di Cina sedang mempersiapkan langkah-langkah, termasuk lebih banyak pengeluaran fiskal dan pengurangan suku bunga, di tengah ekspektasi wabah akan menghancurkan pertumbuhan kuartal pertama.

Ketika jutaan orang di Cina bersiap untuk kembali bekerja, Beijing telah menjelaskan bahwa pembukaan kembali bisnis tidak boleh dihambat oleh pembatasan.

Seorang staf yang menggunakan masker saat menyemprot lantai toko 7Fresh JD.com dengan desinfektan setelah meluasnya virus corona baru di kota Yizhuang, Beijing, Cina 8 Februari 2020. REUTERS/Tingshu Wang

Sebanyak 160 juta orang diperkirakan akan kembali ke kota-kota pekerjaan mereka selama minggu berikutnya, menurut Xu Yahua, direktur departemen jasa transportasi di kementerian transportasi Cina, dikutip dari South China Morning Post.

Wabah virus Corona bertepatan dengan musim perjalanan Tahun Baru Imlek, ketika jutaan pekerja migran mudik untuk menghabiskan liburan bersama keluarga mereka. Sebagai bagian dari respons Cina terhadap wabah, musim liburan diperpanjang hingga 18 Februari.

Banyak otoritas lokal dari kota besar seperti Beijing dan Shanghai ke desa-desa terpencil, telah membatasi penyediaan transportasi umum dan membatasi orang untuk pindah ke luar daerah mereka selama wabah.

Banyak pemerintah daerah juga telah mengadopsi sistem registrasi dan persyaratan persetujuan sebelumnya untuk perusahaan yang berencana untuk melanjutkan produksi. Beberapa pemilik bisnis telah ditahan karena melanjutkan pekerjaan terlebih dahulu.

Tetapi Beijing sekarang telah menjelaskan bahwa praktik-praktik ini tidak sejalan dengan persyaratan dan kebijakan pemerintah pusat.

"Kecenderungan seperti itu harus dihentikan," kata Ou Xiaoli, direktur pengembangan sosial di Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional.

"Kami akan benar-benar berhenti membatasi dimulainya kembali produksi dengan cara yang disederhanakan dan kasar," katanya, pada konferensi pers yang sama pada hari Selasa.

Departemen propaganda Partai Komunis Cina pekan lalu memerintahkan media pemerintah untuk fokus pada pemulihan ekonomi, menurut seseorang dengan pengetahuan langsung tentang arahan itu, yang menolak disebutkan namanya.

Media resmi Cina telah berusaha menyampaikan laporan yang menenangkan untuk menghindari kepanikan. Media resmi Partai Komunis Cina, People's Daily, dalam editorial Senin mendesak publik untuk menangani wabah virus Corona dengan suasana hati positif.

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

12 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

21 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya