WHO Minta Semua Negara Bangun Fasilitas Diagnosa Virus Corona

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 11 Februari 2020 12:25 WIB

Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat memindahkan pasien terinfeksi virus corona di sebuah rumah sakit di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 6 Februari 2020. Korban meninggal akibat terinfeksi virus corona sampai hari ini mencapai 1.013 orang. China Daily via REUTERS

TEMPO.CO, Jenewa – Lembaga Kesehatan Dunia atau WHO mengharapkan sebanyak mungkin negara membangun fasilitas kesehatan untuk mendiagnosa virus Corona.

Virus ini berkembang pesat di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, dan menyebar ke berbagai negara lewat kontak antarmanusia.

“Ini merupakan upaya untuk menghindari penyebaran wabah virus Corona secara global,” begitu dilansir Reuters dan dikutip Channel News Asia pada Selasa, 11 Februari 2020.

Namun, upaya ini mendapat hambatan karena negara-negara di Asia dan Afrika membutuhkan sampel untuk memvalidasi obat dan alat diagnosa yang mereka buat.

“Tanpa kemampuan diagnosa yang vital, negara-negara mengalami kesulitan untuk mengetahui sejauh mana virus itu telah menyebar atau ada penyakit lain yang memiliki indikasi sama,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepala WHO, dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss.

Advertising
Advertising

Hingga Senin pekan ini, ada 40.235 kasus infeksi virus Corona terkonfirmasi di Cina. Jumlah korban tewas telah mencapai seribu lebih. Ada 319 kasus penyebaran virus ini di 24 negara.

Sejumlah tes telah dilakukan oleh laboratorium publik. Selain itu, sejumlah perusahaan seperti Thermo Fisher Scientific Inc, GenScript Biotech Corp, dan Co-Diagnostics Inc juga ikut membuat alat diagnosa dan mengajukannya untuk mendapatkan validasi dari pemerintah.

Sedangkan perusahaan farmasi Roche mendistribusikan alat tes virus Corona, yang dirancang oleh Tib Molbiol dari Berlin. Abbott Laboratories juga sedang membuat alat diagnosa serupa.

Secara terpisah, WHO telah mengaktifkan kerja sama dengan jaringan 15 laboratorium rujukan. Selain itu, ada 168 laboratorium global yang ikut mengembangkan teknologi untuk mendiagnosa virus ini Corona ini.

Dr Mike Ryan, kepala Program Darurat WHO, mengatakan peneliti sedang mengembangkan tes antibody untuk mengetahui apakah seseorang telah terinfeksi virus ini.

Sedangkan untuk Cina, menurut Ryan, memiliki stok bahan baku memadai untuk melakukan tes diagnosa virus Corona. “Tapi mereka kekurangan tenaga laboratorium terlatih untuk melakukannya. Beban kerja di laboratorium sangat berat saat ini,” kata Ryan.

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

4 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

5 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

20 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

1 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya