Nigeria Negosiasi Agar Amerika Cabut Larangan Bermigrasi

Rabu, 5 Februari 2020 14:00 WIB

Ilustrasi bendera Nigeria. Sumber: guardian.ng

TEMPO.CO, Jakarta - Nigeria bereaksi saat negara itu masuk dalam daftar negara yang warganya tidak bisa menetap ke Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri Nigeria Geoffrey Onyeama pada Selasa, 5 Februari 2020, mengatakan negaranya telah meningkatkan keamanan dan bertukar informasi yang diperlukan agar Amerika Serikat mencabut larangan terhadap imigran dari Nigeria.

“Kami telah merinci seluruh permintaan-permintaan itu dan kami sebenarnya mulai mengupayakan semua itu. Sangat menyenangkan bisa hadir di sini, berbicara pada otoritas Amerika Serikat dan lebih memahami alasan dibalik semua ini (larangan ke AS),” kata Onyeama, dalam sebuah konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Donald Trump, seperti dikutip dari reuters.com.

Protes, 31 Januari 2020, menentang kebijakan larangan masuk Amerika Serikat pada warga dari negara tertentu. Sumber: Tony Gentile/Reuters/aljazeera.com

Nigeria adalah negara dari Benua Afrika yang masuk dalam daftar yang warga negaranya kemungkinan akan dibekukan visanya oleh Amerika Serikat, khususnya yang mengajukan izin tinggal tetap. Pompeo mengatakan Nigeria bisa melakukan lebih banyak pertukaran informasi penting soal keamanan nasional. Pihaknya pun optimis Pemerintah Nigeria akan berjalan ke arah tersebut (pertukaran informasi keamanan nasional).

Advertising
Advertising

Menurut Pompoe, beberapa area yang mengalami langkah-langkah keamanan adalah soal data paspor dan riwayat kriminal seseorang serta informasi dugaan teroris yang mungkin tersedia.

“Terkait paspor yang hilang atau dicuri, kami sedang menyusun sistem yang akan memastikan informasi dan data saat itu masih bisa diakses oleh Amerika Serikat dan negara lain serta negara anggota Interpol,” kata Menlu Onyeama.

Onyeama menegaskan segera setelah semua kriteria yang diharapkan dipenuhi, nama Nigeria dalam daftar larangan warganya menetap di Amerika Serikat segera dicabut. Onyeama tidak bisa memprediksi kapan harapan Amerika Serikat itu bisa dipenuhi pihaknya.

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

3 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

5 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

6 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

6 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

7 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

7 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

11 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

12 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya