TEMPO Interaktif, Singapura:Menteri Keuangan Singapura, Tharman Shanmugaratnam, Kamis (7/8) menyatakan, pemerintah Singapura menargetkan 300 ribu pekerja dari kelompok ekonomi terlemah akan mendapatkan bantuan penghasilan hingga akhir 2008 nanti. Program bantuan tersebut dinamakan Work-Fare dan telah dijalankan sejak tahun 2007. “Sejauh ini, Work-Fare ini telah diberikan kepada 272 ribu pekerja,” ujar Tharman. Para pekerja yang mendapat bantuan tersebut adalah kelompok berpenghasilan hingga S$ 1000 – S$ 1500. Tharman menyampaikan hal itu di hadapan 16 wartawan dari sembilan negara ASEAN yang tengah menghadiri Pertemuan Wartawan ASEAN Ketiga di Singapura Dalam pertemuan di kantornya, di lantai 10, gedung Departemen Keuangan, 100 High Street, Menteri menekankan, “Program ini hanya berlaku bagi warganegara Singapura, yang bekerja di Singapura.” Bantuan tersebut langsung dimasukkan dalam bentuk tabungan, juga berupa bantuan pendidikan dan kesehatan. Data kelompok pekerja dengan penghasilan paling rendah ini akan disiapkan oleh Kementrian Tenaga Kerja . “Jadi pemerintah mengharapkan, pekerja penghasilan terendah membantu dirinya sendiri dengan melaporkan data-data mereka.” Menurut Tharman, program Work-Fare yang mulai dijalankan tahun 2007 itu karena kenaikan harga minyak disusul kenaikan harga pangan dan barang-barang kebutuhan pokok.“Kebijakan Work-Fair ini kami terapkan karena pemerintah kami tidak mau menerapkan prinsip subsidi, yang kami pandang lebih menguntungkan masyarakat berpenghasilan menengah dan atas. Dana yang telah disiapkan untuk Program Work-Fare besarnya S$ 400 juta dolar (sekitar Rp 2,4 triliun). Jumlah pekerja berpenghasilan rendah Singapura, mengutip Tharman, “sekitar 10 persen dari penduduk Singapura.” Hermien Y, Kleden (Singapura)