Pesawat komersial misterius jatuh dan terbakar, menewaskan 15 orang di wilayah Taliban, Afganistan. [MIRROR]
TEMPO.CO, Jakarta - Jatuhnya pesawat militer Amerika Serikat di Ghazni, Afghanistan berujung pada konflik antara angkatan militer dan kelompok Taliban. Kedua kubu berebut mengambil alih pesawat militer berseri Bombardier E-11A tersebut.
"Pasukan militer telah diterjunkan ke lokasi kecelakaan begitu menerima laporan tentang jatuhnya pesawat. Tetapi, di lokasi kejadian, mereka dihalangi oleh kombatan Taliban," ujar Kepala Kepolisian Ghazni, Khalid Wardak, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa, 28 Januari 2020.
Meski gagal mengambil alih pesawat militer AS di percobaan pertama, Wardak mengatakan pasukan militer berhasil mendapat informasi soal penumpang E-11A. Berdasarkan info yang ia dapat, ada 4 jenazah dan 2 penumpang yang masih hidup dari pesawat itu. Namun, kedua penumpang yang masih hidup tersebut belum diketahui sekarang berada di mana.
"Kedua penumpang itu hilang," ujar Wardak.
Wardak memastikan militer Afghanistan akan mengambil langkah untuk memukul mundur kombatan Taliban di lokasi kecelakaan E-11A. Adapun rencananya adalah menarik pasukan dari lokasi kejadian dan menyerbu kombatan Taliban dengan angkatan udara.
Hingga berita ini ditulis, penyebab jatuhnya pesawat AS masih misterius. Upaya investigasi masih dilakukan militer AS. Meski begitu, mereka memastikan jatuhnya pesawat bukan dikarenakan serangan dari musuh.
Adapun E-11A adalah pesawat militer Amerika untuk fungsi komunikasi. Digunakan sejak tahun 2018, E-11A berperan menjembatani informasi dan komunikasi antara personel militer di daerah rawan bahaya dengan markas militer. Fungsinya tersebut tak pelak membuat E-11A dijuluki "Wifi In The Sky".