Remaja dengan Penyakit Langka Jalani Operasi Plastik
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Selasa, 28 Januari 2020 05:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua anak berusia 15 tahun menjalani operasi plastik yang ekstensif, tetapi Xiaofeng remaja dari Liaoning, Cina terpaksa menjalani operasi kecantikan ini demi membuat wajahnya terlihat seperti seusianya.
Xiaofeng pada Desember 2019 menjadi berita utama media di Cina karena dia terlihat seperti nenek-nenek, padahal usianya baru 15 tahun. Kulit kendornya disebabkan progeria, yakni suatu kondisi genetik langka yang menyebabkan penuaan dini dan tidak ada obatnya.
Pada 20 Januari 2020, Xiaofeng akhirnya memperlihatkan penampilan barunya ke publik dalam sebuah acara konferensi pers. Kemunculannya mendapat tepuk sorak dari hadirin yang hadir. Namun di balik semua keriuhan itu, terdapat kisah yang memilukan.
Menurut ibu Xiaofeng, kulit Xiaofeng sudah mulai menggelambir ketika dia masih berusia satu tahun. Ibu Xiaofeng juga menderita penyakit progeria. Pada saat Xiaofeng masih remaja, penyakit langka itu telah membuatnya tampak seperti perempuan berusia 60-an.
Malu dan terintimidasi, Xiaofeng memutuskan berhenti sekolah. Dia memilih mengurung diri di rumah dan merawat burung peliharaan keluarganya.
"Kadang-kadang orang memanggil saya 'bibi' atau 'nenek'. Itu membuat saya sangat sedih. Aku tidak perlu menjadi yang tercantik. Aku hanya ingin menjadi seperti remaja lain dan hidup tanpa semua pandangan aneh dari orang lain," kata Xiaofeng.
Untungnya, Xiaofeng mendapat bantuan setelah melewati beragam penderitaan. Seorang dermawan, Guo Mingyi, mengorganisir beberapa acara penggalangan dana untuk, mengumpulkan cukup sumbangan yang dipergunakan untuk membayar tagihan untuk operasi plastic Xiaofeng.
Shi Lingzhi, Direktur Rumah Sakit Bedah Plastik Shenyang Sunline, mengatakan kepada wartawan bahwa operasi Xiaofeng biasanya akan menelan biaya lebih dari 500.000 yuan atau lebih dari 900 juta. Tetapi setelah mendengar ceritanya, rumah sakit memutuskan untuk memberikan potongan harga hingga 70 persen dari total biaya.
Xiaofeng menjalani operasi peremajaan wajah, operasi rekonstruktif pada hidungnya dan bedah mikro untuk keriput dan kendur di sekitar mulutnya pada 29 Desember.
Satu bulan kemudian, dia sangat bahagia dengan hasil operasi plastik itu.
"Saat ini saya sangat bahagia dan sangat tersentuh karena saya menjadi cantik. Saya bisa merasakan bahwa saya menjadi lebih percaya diri. Setelah melalui operasi ini, aku percaya bahwa ada keajaiban di dunia ini," katanya kepada wartawan.
Setelah operasi plastik dan mendapatkan kembali kepercayaan dirinya , Xiaofeng pun menjelaskan berencana melanjutkan sekolahnya. Xiaofeng bercita-cita ingin menjadi dokter agar bisa membantu orang lain dan menyebarkan cinta.
Galuh Kurnia Ramadhani | asiaone.com