Kepanikan dan Hoaks Terkait Virus Corona Menyebar di Media Sosial

Minggu, 26 Januari 2020 08:00 WIB

Seorang petugas keamanan mengenakan masker saat berjaga di Rumah Sakit Jinyintan, Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, 22 Januari 2020. Wali Kota Wuhan, Zhou Xianwang, mengatakan seorang pasien menyebarkan virus Corona ke seorang dokter dan tiga belas orang perawat di sebuah rumah sakit di kota itu. REUTERS/Stringer CHINA OUT

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika media pemerintah Cina meminta warga agar tenang dan memuji respons pemerintah terhadap wabah virus corona, jaringan media sosial dipenuhi kepanikan setelah gambar dan video bermunculan.

Warga Cina menunjukkan kepanikan dan frustrasi di media sosial. Mereka ingin menyebarkan informasi karena kurangnya pelaporan di media resmi dengan membagikan video dan informasi mereka sendiri, dan terkadang tidak akurat.

Beberaoa bahkan mengkritik para pejabat yang menangani krisis. Mereka telah mengkritik pejabat karena gagal menahan wabah awal di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, untuk membatasi penduduk ke fasilitas yang penuh sesak di wilayah tersebut dan karena tidak mengunjungi daerah yang terkena dampak.

"Jangan mengganggu para pemimpin saat mereka mendengarkan lagu dan pergi ke luar negeri untuk wawancara," seorang warganet menulis dengan sinis.

Meskipun ada beberapa kritikan yang lolos, tetapi sensor masih memainkan peran untuk memblokir kritik terhadap pemerintah, atau informasi yang dianggap mengkhawatirkan. Cina telah menahan setidaknya delapan orang karena menyebarkan apa yang disebut pemerintah sebagai "rumor" terkait virus corona.

Advertising
Advertising

Tetapi penduduk masih menggunakan jejaring sosial dan wadah pengiriman pesan untuk menyebarkan kritik langsung.

Pengguna media sosial telah berbagi pengalaman menunggu dalam antrean di rumah sakit selama berjam-jam, mengantar orang-orang yang dicintai yang sakit dari rumah sakit ke rumah sakit, hanya untuk dipulangkan ke rumah tanpa diperiksa apakah dia terinfeksi virus corona. Beberapa video, seperti yang diambil pada tanggal yang tidak diketahui di Rumah Sakit No. 7 Wuhan, telah beralih dari internet Cina yang ditutup ke jaringan seperti Twitter.

Dikutip dari New York Times, 25 Januari 2020, beberapa rumah sakit di kota-kota yang terkena dampak telah mengirimkan permohonan sumbangan secara daring, mengatakan mereka kekurangan masker bedah, sarung tangan, dan persediaan lainnya. Beberapa petugas kesehatan berbicara tentang tantangan untuk sampai ke rumah sakit di kota-kota di mana transportasi umum telah ditutup dan layanan taksi dihentikan.

Video yang beredar dalam kelompok obrolan dan jejaring sosial menunjukkan pasien di Wuhan dimasukkan ke dalam ambulans oleh pekerja yang mengenakan pakaian pelindung seluruh tubuh di luar sekolah dasar, atau diangkut dalam tabung plastik di Huizhou, sebuah kota di provinsi tenggara Guangdong. Beberapa video muncul menunjukkan seorang pasien yang didorong melalui bandara di dalam kandang tertutup.

Dalam video Twitter yang dilaporkan RT 23 Januari, menunjukkan seorang pasien bermasker terbaring di rumah sakit yang kemudian didekati oleh petugas medis berpakaian pelindung. Video lain mengungkap bagaimana lorong rumah sakit penuh sesak.

Sementara Mirror.co.uk pada 24 Januari melaporkan sebuah gambar dan video viral dari Instagram, menunjukkan pria terkapar di pinggir jalan.

Video-video tersebut seringkali tidak memiliki sumber terverifikasi, termasuk ketika difilmkan, tetapi banyak yang telah menyebar dengan cepat dalam beberapa hari terakhir di antara para pengguna internet Cina tanpa adanya informasi yang lebih resmi. Media yang dikelola pemerintah sebagian besar mengecilkan krisis, sebaliknya berfokus pada upaya pejabat pemerintah dan kepahlawanan pekerja medis.

Hanya beberapa media berita yang melaporkan secara kritis penanganan wabah oleh sistem perawatan kesehatan dan pemerintah.

Satu artikel mengklaim mengutip seorang ahli kesehatan yang merekomendasikan orang melawan virus dengan membilas mulut mereka dengan air garam, tetapi ahli itu tidak pernah mengatakannya dan taktiknya tidak efektif. Unggahan lain yang banyak dibaca tetapi sepenuhnya palsu menyatakan bahwa menyalakan kembang api akan mensterilkan kuman di udara.

Komisi Kesehatan Nasional Cina bahkan membantah laporan yang mengatakan bahwa minum ramuan obat tradisional Cina yang dikenal sebagai akar indigowoad, dicampur dengan cuka asap, dapat mencegah infeksi virus corona.

Meski begitu, jaringan digital telah terbukti berguna dalam menyampaikan jumlah korban aktual akibat virus corona.

Berita terkait

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

1 hari lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

3 hari lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

4 hari lalu

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

4 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

8 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

8 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

9 hari lalu

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.

Baca Selengkapnya

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

9 hari lalu

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.

Baca Selengkapnya

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

12 hari lalu

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.

Baca Selengkapnya

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

12 hari lalu

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.

Baca Selengkapnya