Mantan Putra Mahkota Iran Sebut Rezim Mullah Bakal Runtuh

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 20 Januari 2020 11:35 WIB

Mantan Putra Mahkota Iran dalam pengasingan, Reza Pahlevi, memprediksi rezim mullah bakal segera runtuh. Reuters

TEMPO.CO, WashingtonMantan Putra Mahkota Iran dalam pengasingan, Reza Pahlevi, memprediksi rezim mullah di Iran bakal runtuh dalam beberapa bulan mendatang.

Pahlevi, yang merupakan putra dari Shah Iran Mohammad Reza Pahlevi, mendesak negara Barat seperti Amerika Serikat untuk tidak berdialog dengan pemerintah Iran. Shah Iran jatuh akibat Revolusi Islam Iran, yang dimotor Khomenei pada 11 Februari 1979.

Dia menilai demonstrasi besar yang terjadi pada November 2019 soal penolakan kenaikan harga BBM dan demonstrasi pada Januari 2020 pasca jatuhnya pesawat penumpang Ukraina, mengingatkanya pada demonstrasi rakyat Iran yang menjatuhkan ayahnya pada awal 1979.

“Hanya soal masalah waktu saja sebelum mencapai klimaks. Saya kira kita sedang dalam tahapan ini,” kata Pahlevi dalam jumpa pers di Washington tempatnya mengasingkan diri seperti dilansir Times of Israel pada Kamis, 16 Januari 2020.

Pahlevi, 59 tahun, yang belum pernah menginjakkan kaki di Iran sejak ayahnya jatuh dari kekuasaan dalam Revolusi Islam Iran, mengatakan sudah saatnya masyarakat tidak lagi mendengarkan rezim Iran.

Advertising
Advertising

“Dengan menawarkan negosiasi kepada rezim tanpa prasyarat, Anda mengabaikan tuntutan rakyat untuk dukungan tanpa syarat. Faktanya, Anda mengkhianati mereka dengan mengamokomasi penindas mereka. Perhatian internasional dan solidaritas merupakan hal vital untuk gerakan menggulingkan rezim totalitarianisme,” kata Pahlevi.

Dia meminta negara-negara Barat tidak melunak terhadap Iran.

“Seperti rezim ini yang menunjukkan pola perilaku tidak berubah secara konsisten maka demokrasi Barat dalam perilakunya juga harus begitu,” kata Pahlevi.

Dia mengatakan selama 40 tahun terakhir, para pemimpin negara Barat mencoba menjalin hubungan dengan rezim Iran dalam perdagangan dan diplomasi. Ada beberapa tekanan politik terbatas yang biasanya dilakukan AS. Tapi juga ada upaya pendekatan yang juga dipimpin AS.

“Semua upaya itu untuk mengubah perilaku rezim. Semua sudah gagal. Saatnya mengakui ini bukan rezim yang normal dan tidak akan mengubah perilakunya,” kata dia.

Pahlevi menuding selama 40 tahun terakhir ini, rezim Iran mengorbankan rakyat demi kelangsungan kekuasaan termasuk dengan cara membunuh.

Reza Pahlevi merupakan pewaris dari Tahta Merak atau Peacock Throne dan tinggal di Maryland, AS seperti dilansir Epoch Times.

“Ini adalah pekan-pekan dan bulan-bulan yang mengawali keruntuhan total, tidak berbeda dnegan tiga bulan pada 1978 sebelum terjadinya revolusi,” kata Pahlevi soal demonstrasi di Iran.

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

4 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

10 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

10 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

11 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

17 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

17 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

18 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

18 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

18 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

46 hari lalu

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya