Presiden Donald Trump: Mengapa Saya Dimakzulkan?

Minggu, 19 Januari 2020 19:17 WIB

Popularitas Presiden Trump Terpuruk

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump beberapa kali mengatakan ketidakmengertiannya mengapa dirinya menghadapi pemakzulan di Senat pekan ini.

"Mengapa mereka melakukan ini kepada saya? Saya tidak mengerti mengapa saya dimakzulkan," ujar sumber mengutip pertanyaan Trump kepada orang-orang di sekelilingnya saat berakhir pekan di rumahnya di Mar-a-Lago, seperti dilaporkan CNN.

Trump pun meminta satu tim hukum yang beranggotakan pengacara-pengacara top untuk dapat tampil di televisi untuk membelanya dari pemakzulan.

Tim hukum Trump secara formal telah memberikan tanggapan kepada Senat pada Sabtu malam, 18 Januari 2020, dengan memberikan pandangan singkat mengenai pembelaan Gedung Putih atas pemakzulan Trump.

Senat akan memulai sidang pemakzulan Trump pada hari Selasa, 21 Januari 2020.

Advertising
Advertising

Demokrat yang mengajukan pemakzulan Trump ke Senat memberikan ringkasan tentang dua alasan memakzulkan Trump, yakni penyalahgunaan jabatan dan menghambat kerja Kongres.

"Presiden Donald J. Trump memanfaatkan kewenangan resminya untuk menekan pemerintah asing untuk mencampuri pemilu Amerika Serikat untuk kepentingan politik pribadinya, dan kemudian berusaha menutupi rencananya dengan menghalangi Kongres menyelidiki kesalahannya," tulis Demokrat.

Menurut Demokrat, Konstitusi memberikan jalan keluar ketika presiden melakukan pelanggaran serius terhadap jabatan, yakni pemakzulan dan pencopotan.

Senat, ujar Demokrat dalam laporan pemakzulan ke Senat, harus menggunakan dua jalan keluar itu demi melindungi pemilu AS tahun 2020, melindungi pemerintahan yang konstitusional, dan menghilangkan ancaman Presiden Trump terhadap keamanan nasional AS.

Tim legal menolak penggunaan dua pasal yang diajukan Demokrat dan menolak penyelidikan pemakzulan yang diajukan DPR AS.

Tim legal presiden Donald Trump mengatakan, dua pasal yang dipakai Demokrat untuk pemakzulan tidak tepat dikaitkan dengan bocornya transkrip telepon Trump dengan presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky pada 25 Juli 2019 dan 21 April 2019, bukan penyalahgunaan kekuasaan. Langkah itu diambil Trump untuk kepentingan nasional.

Berita terkait

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

1 hari lalu

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

Emil Dardak berpeluang kuat kembali menjadi pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

1 hari lalu

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

Politikus sejumlah partai politik angkat bicara soal cawagub pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Siapa orangnya?

Baca Selengkapnya

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

Demokrat siapkan tiga nama kader senionya maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

Partai Demokrat bakal mengusung sejumlah kader muda di Pilkada Jakarta. Mengincar kursi Wakil Gubernur

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

4 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

4 hari lalu

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

Demokrat tidak keberatan jika nantinya PKS benar akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya