Waswas Konflik Memburuk, Pakistan Siap Mediasi Iran - Arab Saudi

Jumat, 17 Januari 2020 19:00 WIB

Imran Khan, kepala Gerakan untuk Keadilan Pakistan, berpidato di depan pendukungnya saat unjuk rasa di Islamabad, Pakistan (11/5). (AP/Anjum Naveed)

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada Kamis, 16 Januari 2020 memperingatkan pihaknya sedang melakukan upaya meredakan ketegangan antara Iran – Arab Saudi. Sebab jika ketegangan ini sudah tidak bisa dikendalikan lagi, maka ini bisa menjadi bencana bagi Pakistan.

Arab Saudi adalah salah satu negara sahabat Pakistan dan saat yang sama Islamabad juga menjaga hubungan baik dengan Teheran. Perdana Menteri Khan memastikan pihaknya tidak akan membela salah satu pihak saat Arab Saudi dan Iran bersaing untuk menjadi negara yang paling dominan di kawasan.

Dikutip dari rt.com, Khan mengatakan kawasan Asia dan Timur Tengah tidak bisa lagi menanggung konflik baru sehingga pihaknya akan berusaha bertindak sebagai seorang mediator.

Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan media, Khan meyakinkan pihaknya telah bersikap sangat vokal saat Kepala Pasukan khusus Quds, Garda Revolusi Iran, Qassem Soleimani tewas dalam serangan drone oleh Amerika Serikat pada 3 Januari 2020. Pakistan menyerukan perlunya ketegangan di kawasan dihentikan mengingat ketegangan yang muncul nyaris mengarah pada titik sangat berbahaya.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (kanan) menyambut Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Angkatan Udara Pakistan (PAF) Pangkalan Nur Khan di Rawalpindi, Pakistan 17 Februari 2019.[Departemen Informasi Pers (PID) / Handout via REUTERS]

Advertising
Advertising

Sebagai bagian dari upaya diplomatik, pada akhir pekan lalu Khan telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Pakistan Mahmood Qureshi untuk menemui delegasi Iran, Amerika Serikat dan Arab Saudi. Dalam pertemuan itu Pakistan mendeklarasikan siap untuk memainkan peran bagi tegaknya perdamaian dan tidak akan pernah mau menjadi bagian dari perang dalam bentuk apapun.

Pembunuhan terhadap Soleimani dan serangan rudal oleh Iran telah membawa ketegangan antara Teheran dan Washington, dimana banyak pihak waswas hal ini akan menjadi sebuah perang yang sesungguhnya. Kondisi diperparah saat Iran melakukan human error dengan jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines PS 752. Iran menyalahkan Washington atas krisis yang terjadi.

Amerika Serikat – Iran saat ini sudah sama-sama tenang, namun Teheran meyakinkan tidak akan sudi melakukan pembicaraan dalam bentuk apapun dengan Washington hingga Negara Abang Sam itu meminta maaf atas kesalahan di masa lalu dan membuat amandemen untuk memperbaiki aktivitas mengganggu di wilayah tersebut.

Berita terkait

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

33 menit lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

22 jam lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

1 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

1 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

2 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

3 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

5 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

5 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya