Cina Kerahkan Kekuatan Teknologi Hadapi Mudik Imlek

Kamis, 16 Januari 2020 09:00 WIB

Kondisi stasiun kereta Hangqiao di Shanghai, Cina. Sumber: asiaone.com/Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan juta masyarakat Cina diprediksi akan melakukan perjalanan pulang kampung (mudik) untuk menghabiskan tahun baru atau Imlek 2020. Terkait hal ini, Pemerintah Cina pun mengoptimalkan sejumlah kekuatan teknologi terbaru yang diharapkan bisa memudahkan perjalanan mereka yang pulang kampung.

Menurut laporan media China News Services, lewat teknologi ini, penumpang yang kehilangan kartu identitas di Stasiun Kereta Timur Hangzhou dapat meminta ID sementara yang akan muncul hanya dalam tempo 30 detik dengan bantuan teknologi pengenalan wajah.

Printer ID sementara akan mencocokkan wajah penumpang dengan nomor identitas mereka dan mencetak dokumen identitas baru. Sebelumnya penumpang harus mengantri di konter staf untuk mendapat ID sementara atau mengunjungi kantor polisi untuk mengganti ID mereka.

Akan ada pula robot keamanan yang dilengkapi dengan teknologi jaringan generasi kelima (5G) yang akan membantu para staf di stasiun kereta api untuk mendeteksi orang-orang dengan perilaku mencurigakan. Robot tersebut menggunakan kecerdasan buatan (Al) untuk menganalisis perilaku orang-orang di stasiun.

Imlek dikenal pula sebagai momen pergerakan massa terbesar di dunia. Menjelang tahun baru Cina, ratusan juta orang di penjuru Cina akan ke kota asal mereka untuk berkumpul bersama keluarga. Pada 2020, tahun baru Cina jatuh pada 25 Januari atau tahun Tikus dalam penanggalan Cina.

Advertising
Advertising

China State Railway Group memperkirakan awal bulan ini rata-rata 11 juta perjalanan kereta api akan diberangkatkan per hari, dengan total 440 juta perjalanan kereta api selama 5 pekan, yakni antara 10 Januari hingga 18 Februari 2020. Perhitungan ini naik delapan persen dari angka tahun lalu yang sekitar 410 juta perjalanan kereta api.

Adopsi teknologi Al dan 5G selama periode puncak perjalanan tahunan sejalan dengan penekanan Beijing pada teknologi ini dalam beberapa tahun terakhir. Al telah dikerahkan untuk melayani semua aspek mulai dari menangkap pejalan kaki hingga menyortir sampah. Sedangkan teknologi 5G di Cina sudah diberlakukan sejak tahun lalu di penjuru Negeri Tirai Bambu itu.

Rute kereta api 5G pertama negara itu berada di semua kereta api di Guangzhou-Shenzhen-Hong Kong, mereka juga memulai layanan ini terhitung sejak hari pertama musim mudik Imlek.

Proyek 5G di sepanjang rute kereta api, merupakan upaya bersama antara operator telekomunikasi China Mobile, China Railway Guangzhou Group dan produsen peralatan telekomunikasi Huawei Technologies. Mereka memulai pembangunan teknologi 5G pada September 2019 lalu sebagai persiapan untuk musim mudik. Lebih dari 300 stasiun pusat 5G telah dijadwalkan dibangun di sepanjang rute. Sinyal juga dipastikan tetap hidup meski kereta masuk terowongan dan stasiun.

Ahli bidang industri telekomunikasi Cina, Zhang Wei, mengatakan ketika proyek ini pertama kali diumumkan Agustus 2019, layanan mobile generasi selanjutnya akan menawarkan kecepatan data yang lebih cepat, latensi yang berkurang, hemat energi, hemat biaya, kapasitas sistem lebih tinggi dan konektivitas perangkat yang besar-besaran. Diharapkan untuk selanjutnya mereka dapat memecahkan jaringan 4G yang tidak stabil bahkan pada kecepatan perjalanan kereta 350 km per jam.

asiaone.com | Galuh Kurnia Ramadhani

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

11 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

21 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

1 hari lalu

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana memperbarui mesin pembaca kartunya dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

KA Lodaya Kini Gunakan Kereta Stainless Steel New Generation

1 hari lalu

KA Lodaya Kini Gunakan Kereta Stainless Steel New Generation

PT KAI Daop 2 Bandung mengoperasikan KA Lodaya relasi Bandung-Solo Balapan dengan Kereta Eksekutif dan Kereta Ekonomi Stainless Steel New Generation.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya