Gambia Sebut ICJ Segera Ambil Tindakan pada Myanmar

Rabu, 15 Januari 2020 14:15 WIB

Gedung Pengadilan Internasional atau International Court of Justice (ICJ) di Den Haag, Belanda. [www.icj-cij.org]

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan tertinggi PBB atau yang bernama Pengadilan Internasional (ICJ) pada 23 Januari 2020, akan menerbitkan sebuah putusan terkait permintaan dilakukannya langkah-langkah atas dugaan terjadinya sebuah genosida atau pembantaian terhadap etnis Rohingya di Myanmar. Informasi itu disampaikan oleh Kementerian Kehakiman Gambia melalui Twitter pada Senin, 13 Januari 2020.

Dikutip dari reuters.com, ICJ belum mau berkomentar lebih lanjut soal ini.

Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi pada Pengadilan Internasional (ICJ)

Gambia, yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, pada November 2019 memasukkan gugatan ke ICJ atas tuduhan Myanmar telah melakukan sebuah pembantaian terhadap etnis minoritas Rohingya. Gambia menuding Myanmar telah menciderai Konvensi Jenewa 1948 melalui sebuah kampanye militer hingga mendesak lebih dari 730 ribu etnis Rohingya yang tinggal di Myanmar, melarikan diri.

Advertising
Advertising

Gambia telah meminta ICJ agar menerbitkan langkah-langkah yang proporsional untuk mencegah terjadinya kerugian lebih dalam. Gambia pun melakukan langkah hukum pertama, dimana proses hukum ini diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun.

Sebelumnya pada bulan lalu, Pemimpin de Facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, sudah bertolak ke Kota Den Haag, Belanda, untuk memberi pembelaan atas tuduhan negaranya telah melakukan genosida. Suu Kyi menyangkal tuduhan genosida tersebut dan menyebut ICJ tidak memiliki yurisdiksi untuk menggelar proses hukum atas tuduhan ini.

Dalam pembelaannya, Suu Kyi juga mengatakan pihaknya sudah melakukan investigasi dan memproses hukum tentara-tentara serta pejabat yang diduga melakukan sejumlah tindak kejahatan. Dia meyakinkan bahwa dalam kondisi seperti ini, ICJ tidak seharusnya melakukan intervensi.

Gambia memasukkan gugatan ke ICJ melawan Myanmar setelah mendapatkan dukungan dari Organisasi Kerja sama Islam atau OIC yang beranggotakan total 57 negara. Dalam prosedur ICJ, hanya satu negara yang bisa memasukkan gugatan melawan negara lain.

Gambia mengatakan Myanmar tidak bisa dipercaya untuk membawa para pelaku yang umumnya dikalangan militer ke pengadilan demi menegakkan keadilan bagi etnis minoritas Rohingya. Negara di Afrika ini juga telah meminta para hakim di ICJ agar memerintahkan Myanmar memastikan bukti-bukti tindak kekerasan pada etnis Rohingya tidak dihilangkan.

Gambia ingin ICJ mengambil langkah-langkah yang proporsional terhadap Myanmar untuk menghentikan Angkatan Bersenjatanya melakukan tindakan-tindakan yang bisa mengarah pada genosida pada etnis Rohingya, seperti pembunuhan, perkosaan dan menghancurkan rumah-rumah mereka serta desa tempat tinggal mereka. Putusan ICJ bersifat mengikat dan tidak bisa diajukan banding meskipun ICJ tidak memiliki sarana penegakan hukum dan terkadang negara yang didakwa mengabaikan atau gagal memenuhi putusan ICJ.

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

3 hari lalu

Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

5 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

5 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

7 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

8 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

9 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

11 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya