Pengadilan Tokoh Oposisi Kamboja Kem Sokha Dimulai

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 15 Januari 2020 14:41 WIB

Tokoh oposisi dan HAM terkemuka di Kamboja, Kem Sokha. [THE STAR ONLINE]

TEMPO.CO, Phnom Penh – Pengadilan di Kamboja mulai menggelar persidangan untuk mengadili tokoh oposisi Kem Sokha, yang terkena dakwaan pengkhianatan.

Kasus ini mendapat perhatian dalam dan luar negeri terutama dari kelompok Hak Asasi Manusia, yang menuding rezim PM Hun Sen mencoba melibas rival politiknya.

“Sejumlah diplomat terlihat datang ke Pengadilan Negeri Phnom Penh saat terdakwa tiba dan hanya beberapa jurnalis diizinkan masuk mengikuti persidangan,” begitu dilansir Reuters pada Rabu, 15 Januari 2020.

Pengacara Kem Sokha memperkirakan pengadilan akan berlangsung hingga tiga bulan sampai keluarnya putusan hakim. Ini berarti kasus ini masih berlangsung pada saat Uni Eropa membuat keputusan mengenai kebijakan dagang pada Februari soal apakah mencabut status khusus Kamboja karena catatan buruk pelanggaran HAM.

Kem Sokha ditangkap pada 2017 dan Partai Penyelamat Nasional Kamboja dilarang menjelang pemilu 2018. Pemilu itu dimenangkan oleh partai pimpinan Hun Sen yaitu Partai Rakyat Kamboja, yang menyabet semua kursi di parlemen.

Advertising
Advertising

Pengadilan membebaskannya dari status tahanan rumah pada November 2019 namun dia masih dialarang terlibat dalam aktivitas politik.

Dakwaan pengkhianatan itu terkait Kem Sokha diduga berkonspirasi dengan Amerika Serikat untuk menggulingkan Hun Sen. Dia menolak dakwaan itu dan mengatakannya sebagai bermotif politik.

Kelompok pembela HAM mengecam kasus ini. Deputi Direktur Human Rights Watch, Phil Robertson, mengatakan Kem Sokha kecil kemungkinan mendapatkan pengadilan yang adil.

“Kem Sokha bakal menjadi korban dari rekayasa pengadilan yang menggunakan dakwaan palsu pengkhianatan,” kata Robertson, yang berbasis di New York.

Dia mengatakan pemerintahan Hun Sen sebaiknya mencabut tuduhan itu dan bukannya menggunakan kasus ini untuk menekan Kem Sokha karena berani menantangnya secara politik.

Soal ini, juru bicara kementerian Kehakiman Chin Malin, enggan menanggapi soal persidangan ini.

Satu-satunya bukti yang digunakan untuk mendakwa Kem Sokha adalah pernyataannya di publik bahwa dia mendapatkan nasihat mengenai strategi dari orang Amerika tertentu soal cara menghadapi pemilu 2013.

Situs Southeastasianglobe, yang dikutip Cambodia Daily, melansir Kem Sokha pernahmengatakan mendapat dukungan dari pemerintah AS termasuk dukungan keuangan untuk mempromosikan demokrasi selama lima tahun.

“Hasil dari dukungan rakyat AS telah membantu rakyat Kamboja untuk bangkit,” kata Kem Sokha dilansir situs itu menuru rekaman video yang digunakan untuk mendakwanya.

Sejumlah tokoh oposisi Kamboja telah melarikan diri ke luar Kamboja selama 35 tahun pemerintahan Hun Sen, yang mencoba mendirikan negara dengan satu partai.

Putri Kem Sokha, Monovithya Kem, mengecam proses pengadilan terhadap ayahnya itu. Kelompok HAM meminta pemerintah Kamboja menghentikan kasus ini.

Berita terkait

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

1 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

4 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

5 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

6 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

7 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

7 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

10 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

12 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya