Lempar Koin ke Pesawat, Laki-laki di Cina Kena Denda Rp 240 Juta

Senin, 6 Januari 2020 08:01 WIB

Maskapai Lucky Air. Sumber: SOUTH CHINA MORNING POST/asiaone.com

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang laki-laki di Cina, 28 tahun, didenda membayar uang 120 ribu yuan atau Rp 240 juta atas kerusakan yang ditimbulkan pada Lucky Air karena melempar koin ke pesawat yang hendak dinaikinya dengan harapan perjalanannya berjalan aman.

Dikutip dari asiaone.com, laki-laki itu diketahui bernama Lu Chao, yang baru pertama kali naik pesawat terbang. Dia mengaku melempar sebuah koin ke badan pesawat yang hendak dinaikinya pada 17 Februari 2019 lalu karena percaya tindakannya itu bisa membuat perjalanan aman.

Hukuman terhadap Lu diputus oleh pengadilan Anqing, Provinsi Anhui, Cina pada Juli 2019, namun dibuka ke publik baru-baru ini ketika pengadilan mengunggahnya ke dunia maya.

Lu diketahui hendak menaiki penerbangan dari Anqing menuju Kunming, Provinsi Yunnan, Cina. Namun penerbangan itu mendadak dibatalkan ketika seorang staf Lucky Air menemukan uang koin 1 yuan di lantai dekat salah satu mesin pesawat.

Walhasil, semua penumpang diminta keluar dari pesawat karena burung besi itu harus mengalami pemeriksaan keamanan. Kejadian ini telah membuat Lucky Air harus memesankan akomodasi untuk para penumpang yang terlunta dan memberikan penerbangan pengganti sebagai ganti insiden ini. Lucky Air diperkirakan mengalami kerugian lebih dari 123 ribu yuan atau Rp 246 juta.

Advertising
Advertising

Lu di bawa ke kepolisian Anqing dan ditahan selama 10 hari atas tuduhan menggangu kepentingan publik. Pada Mei 2019, maskapai berbiaya murah itu, mengajukan gugatan melawan Lu menuntut uang kompensasi darinya atas kerugian yang dialami.

Lu yang di pengadilan diwakilkan oleh kakaknya, mengatakan biaya perawatan pesawat yang didendakan pada adiknya terlalu mahal. Bukan hanya itu, Lucky Air juga ditudingnya harusnya membuat pengumuman kepada penumpang sebelum terbang agar tidak melempar koin ke pesawat.

Lu menyatakan tidak sanggup membayar uang denda untuk mengganti kerugian Lucky Air.

Perintah pengadilan memerintahkan Lu agar membayar penuh uang kompensasi kepada Lucky Air. Sedangkan untuk biaya pengadilan dipotong 50 persen menjadi 459 yuan atau Rp 918 ribu.

Berita terkait

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

33 menit lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

4 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

5 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

8 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

22 jam lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya