Kisah Perempuan Tersubur dari Uganda Punya 44 Anak

Minggu, 5 Januari 2020 06:45 WIB

Mariam Nabatanzi, kedua dari kiri, perempuan paling subur dengan 44 anak. Sumber: Alamy Stock Photo/mirror.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Mariam Nabatanzi, perempuan dari Uganda, baru berusia 12 tahun ketika dia menikah dengan seorang laki-laki yang usianya hampir empat kali lipat dari umurnya. Pada umur 13 tahun, Nabatanzi untuk pertama kali hamil anak kembar.

Dikutip dari mirror.co.uk, setelah kelahiran anak pertamanya yang kembar dua, Nabatanzi pada kehamilan berikutnya melahirkan anak kembar empat, lalu kembar tiga dan hamil lagi kembar dua.

Mariam Nabatanzi, perempuan paling subur dengan 44 anak. Sumber: Alamy Stock Photo/mirror.co.uk

Dokter mendiagnosa Nabatanzi mengalami sebuah kondisi genetis yang sangat langka, dimana ketika dia berumur 36 tahun, dia sudah melahirkan 44 anak.

Advertising
Advertising

Dalam kondisi punya anak banyak seperti ini, Nabatanzi jelas kerepotan ketika suaminya bekerja. Dia pontang-panting mengurus semuanya sendiri selama empat tahun.

Nabatanzi terhitung melahirkan anak kembar empat sebanyak tiga kali. Dia melahirkan anak kembar tiga sebanyak empat kali dan enam kali melahirkan anak kembar dua.

Dikaruniai banyak anak membuat Nabatanzi bekerja tak kenal lelah. Untuk menghidupi anak-anaknya, Nabatanzi bekerja sebagai penata rambut. Dia pernah pula mengambil pekerjaan sebagai dekorator sebuah acara, mengumpulkan lalu menjual besi rongsokan. Nabatanzi berkomitmen anak-anaknya akan punya kesempatan hidup.

Sebagian besar uang penghasilannya digunakan untuk membeli makanan, obat-obatan, pakaian dan biaya sekolah. Foto anak-anak yang sudah lulus kuliah dengan bangga di pajangnya di dinding rumah.

Ivan Kibuka, 23 tahun, salah satu anak Nabatanzi, memutuskan keluar dari sekolah agar bisa membantu ibunya mencari uang.

“Ibu saya kelelahan, pekerjaan yang banyak telah menghancurkannya, kami membantu sebisanya seperti memasak dan mencuci piring. Namun dia masih saja menanggung beban berat keluarga,” kata Kibuka.

Dokter yang menangani Nabatanzi mengatakan Nabatanzi sebenarnya hanya ingin punya anak enam, namun kondisi genetiknya yang langka telah membuatnya memiliki dua indung telur yang besar. Dia pun telah diperingatkan dokter bahwa penggunaan alat kontrasepsi hanya akan berdampak buruk padanya dengan kondisi kelainan genetik seperti ini.

Ketika Nabatanzi berumur 23 tahun, dia sudah memiliki total 25 anak. Ia pun memohon pada dokter agar menghentikannya hamil terus. Namun dokter dibuat tak berdaya karena jumlah ovarium Nabatanzi sangat tinggi.

Dari banyak kehamilan yang dialaminya, Nabatanzi pada empat tahun lalu untuk pertama kalinya mengalami keguguran karena kelelahan. Suami Nabatanzi memilih sering tidak berada di rumah untuk jangka waktu yang lama, membiarkan Nabatanzi bersama puluhan anak-anaknya.

Berita terkait

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

1 hari lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

1 hari lalu

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

Masyarakat perlu mendukung perempuan dalam mengejar kesempatan dan kesuksesan di berbagai bidang, termasuk di menjadi pemandu wisata perempuan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

2 hari lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, bekerjasama dengan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) untuk meningkatkan edukasi politik bagi perempuan.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

4 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

4 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

6 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

8 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

8 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya