Sebastian Kurz Bentuk Koalisi Larang Hijab di Sekolah Austria

Jumat, 3 Januari 2020 07:00 WIB

Presiden Austria Alexander Van der Bellen menyambut pemimpin Partai Rakyat (OeVP) Sebastian Kurz kantor kepresidenan di Wina, Austria 2 Januari 2020. [REUTERS / Leonhard Foeger]

TEMPO.CO, Jakarta - Kesepakatan antara Partai Konservatif Kanselir Sebastian Kurz dan Partai Hijau Austria untuk membentuk koalisi pemerintahan, termasuk pelarangan jilbab di sekolah sampai usia 14 dan penahanan pencegahan untuk imigran yang berpotensi berbahaya.

Langkah-langkah tersebut adalah bagian dari pemimpin konservatif Sebastian Kurz atas sikap kerasnya terhadap imigrasi ilegal dan Islamisasi, yang bertujuan untuk menarik basis pendukung tetapi juga mengecewakan mantan pendukung sayap kanan, yang koalisinya dengan partainya runtuh pada Mei.

Dikutip dari Reuters, 2 Januari 2020, Kurz dan pemimpin Partai Hijau Werner Kogler mengatakan pada hari Rabu mereka telah mencapai kesepakatan yang harus membuat Kurz menjadi kanselir lagi dan membawa Partai Hijau untuk berkuasa untuk pertama kalinya. Kurz dan akan melakukan sistem pajak ramah lingkungan.

Kedua pihak akan mempublikasikan rincian perjanjian mereka pada pukul 4 sore pada hari Kamis waktu setempat. Namun, keduanya menolak untuk memberikan rincian rencana mereka sebelum itu.

Kesepakatan itu termasuk menaikkan usia anak perempuan yang dilarang mengenakan jilbab di sekolah menjadi 14 dari usia 10 tahun, menurut surat kabar Die Presse dan radio ORF.

Advertising
Advertising

Kesepakatan keduanya juga termasuk menghidupkan kembali rencana yang disengketakan untuk penahanan preventif terhadap orang-orang yang berpotensi berbahaya, bahkan jika mereka belum melakukan kejahatan, yang diajukan oleh pemerintah koalisi kanan Kurz setelah penusukan fatal yang tampaknya dilakukan oleh pencari suaka pada bulan Februari.

Kesepakatan koalisi masih harus disetujui oleh badan pengambil keputusan puncak Partai Hijau, Dewan Federal, pada hari Sabtu.

Sementara beberapa berharap Dewan Federal, yang terdiri dari berbagai pihak dalam partai seperti anggota parlemen lokal dan nasional, agar memblokir kesepakatan, karena imigrasi dan keamanan cenderung menjadi sumber gesekan yang konstan dalam koalisi.

Sementara Kurz bersikeras mempertahankan kebijakan garis kerasnya pada imigrasi, sementara Partai Hijau menyerukan perbaikan fiskal untuk menaikan pajak produk dan layanan yang menghasilkan limbah karbon besar.

Surat kabar Die Presse mengatakan emisi karbon akan dibuat lebih mahal tetapi tidak akan ada pajak karbon. Tabloid Oesterreich mengatakan bahwa langkah itu akan bertahap, mengutip satu negosiator kesepakatan koalisi Partai Konservatif dan Partai Hijau Austria.

Berita terkait

Rumania dan Bulgaria Resmi Bergabung dengan Zona Schengen, Tapi Tanpa Jalur Darat

33 hari lalu

Rumania dan Bulgaria Resmi Bergabung dengan Zona Schengen, Tapi Tanpa Jalur Darat

Rumania dan Bulgaria mulai Minggu 31 Maret 2024 bergabung dengan sebagian Wilayah Schengen pada jalur laut dan udara, tetapi tidak jalur darat

Baca Selengkapnya

10 Ide Outfit untuk Bukber yang Buat Penampilan Makin Cantik

34 hari lalu

10 Ide Outfit untuk Bukber yang Buat Penampilan Makin Cantik

Agar tampilan bukber makin stylish, berikut ini beberapa rekomendasi ide outfit untuk bukber yang bisa Anda coba. Tampilan jadi cantik.

Baca Selengkapnya

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

39 hari lalu

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

Serangan teror penembakan di gedung konser Moskow tewaskan ratusan orang. Kejadian penembakan massa pernah terjadi di beberapa negara. Mana saja?

Baca Selengkapnya

KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

40 hari lalu

KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

Dubes RI untuk Austria mengadakan acara buka puasa bersama dengan organisasi-organisasi Islam dan 200 WNI di Wina.

Baca Selengkapnya

Tak Perlu Sembunyikan Diri Berhijab di Depan Orang Tuanya, Clara Shinta Bahagia

53 hari lalu

Tak Perlu Sembunyikan Diri Berhijab di Depan Orang Tuanya, Clara Shinta Bahagia

Clara Shinta mengaku berbahagia berkali lipat setelah mengetahui ibu dan ayahnya tetap menerimanya dengan hangat.

Baca Selengkapnya

Kisah Pelaku UMKM Melihat Peluang di Negeri Jiran

53 hari lalu

Kisah Pelaku UMKM Melihat Peluang di Negeri Jiran

Simak kisah pelaku umkm yang berhasil melihat peluang bisnis hijab di Malaysia dan Singapura.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Arya Wedakarna Dipecat dari DPD karena Dugaan Diskriminasi, Pernah Tolak Ustad Abdul Somad, Ini Profilnya

3 Februari 2024

Arya Wedakarna Dipecat dari DPD karena Dugaan Diskriminasi, Pernah Tolak Ustad Abdul Somad, Ini Profilnya

Badan Kehormatan DPD RI resmi memecat Arya Wedakarna karena dugaan diskriminasi. Ini profil dan beberapa kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Penetapan Hari Hijab Sedunia Setiap 1 Februari

2 Februari 2024

Kilas Balik Penetapan Hari Hijab Sedunia Setiap 1 Februari

Setiap 1 Februari diperingati sebagai World Hijab Day (WHD) atau Hari Hijab Sedunia. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Dua Wanita Berhijab Dilarang Masuk ke Kampanye Partai Demokrat

1 Februari 2024

Dua Wanita Berhijab Dilarang Masuk ke Kampanye Partai Demokrat

Partai Demokrat melarang masuk dua wanita berhijab ke acara kampanye yang dihadiri Wakil Presiden AS Kamala Harris.

Baca Selengkapnya