Kapal Induk Shandong Cina Pamer Kekuatan di Selat Taiwan

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 27 Desember 2019 06:01 WIB

Kapal induk pertama Cina yang dikembangkan di dalam negeri, Tipe 001A "Shandong" terlihat di sebuah pelabuhan di Dalian. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Taipei – Militer Cina mengerahkan kapal induk Shandong yang baru diluncurkan untuk berlayar melewati Selat Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan ini di tengah proses kampanye Presiden, yang sedang berlangsung di negara pulau itu. Pilpres dan pemilihan legislatif akan digelar pada 11 Januari 2019.

Demokratik Taiwan dianggap sebagai provinsi yang memberontak terhadap kekuasaan Partai Komunis Cina di Beijing, Cina. Ini merupakan isu teritorial sangat sensitif dan penting. Pemerintah Cina telah mengancam akan menyerang jika Taiwan menyatakan kemerdekaan secara formal.

“Kapal induk Shandong berlayar ke utara melewati Selat Taiwan,” begitu pernyataan kemenhan Taiwan seperti dilansir Reuters pada Kamis, 26 Desember 2019.

Kemenhan Taiwan tidak menyebutkan waktu persis kapal induk Shandong melewati perbatasan laut kedua negara.

Advertising
Advertising

“Merupakan tanggung jawab dan tugas dari kedua pihak di antara selat untuk mempertahankan perdamaian dan stabilitas dan menjaga kemaslahatan rakyat,” begitu pernyataan kantor Presiden Taiwan.

Kantor Presiden Taiwan juga menegaskan Beijing harus menjaga perdamaian dan stabilitas lintas selat dan wilayah, yang tidak mudah diperoleh.

Soal ini, kemenhan Cina belum memberikan respon.

Seorang pejabat senior Taiwan yang mengetahui isu keamanan mengatakan patroli Angkatan Laut Cina merupakan upaya terbaru Beijing untuk mencampuri pemilu Taiwan.

“Dengan mengencangkan otot militer, Cina berupaya mengintimidasi pemilih mengambang,” kata pejabat ini.

Pejabat yang enggan diungkap identitasnya ini mengatakan,”Tindakan Cina ini bisa menjadi pedang bermata dua. Namun, yang paling mengkhawatirkan CIna adalah kemungkinan terjadinya kekacauan bagi kelompok pro-Cina pada pemilihan umum ini.”

Menurut dia, pemerintah Cina lebih suka melihat kandidat dari partai oposisi utama Kuomintang memenangkan pilpres ini. Ini karena partai itu mendukung hubungan lebih erat dengan Cina.

Sebelumnya, juru bicara pemerintah Cina, Wu Qian, mengatakan proses peluncuran kapal induk buatan domestik berlangsung lancar. Namun, dia tidak menyebut kemana penugasan kapal induk itu.

“Kapal itu akan terus melakukan uji coba dan pelatihan dan membangun kemampuan tempur dari pelatihan,” kata Wu.

Media Taiwan News melansir pengerahan kapal induk Shandong itu terjadi 16 hari menjelang pemilu. Sebelum ini, sejumlah kapal perang AL dan jet tempur AU Cina telah bergerak mendekati Taiwan. Ini ditafsirkan sebagai intimidasi dari Cina jelang pemilu 11 Januari 2020.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

10 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

14 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

15 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

19 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

21 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

1 hari lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

1 hari lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya