Demonstrasi Hong Kong Bela Etnis Uighur di Xinjiang

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 23 Desember 2019 12:01 WIB

Warga Hong Kong berunjuk rasa membela warga etnis minoritas Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, Cina pada Ahad, 22 Desember 2019. Reuters

TEMPO.CO, Hong Kong – Demonstran Hong Kong bentrok dengan polisi saat sedang melakukan unjuk rasa damai mendukung etnis minoritas Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, Cina.

Unjuk rasa ini berubah menjadi ricuh saat polisi mencoba membubarkan peserta dengan menyemprotkan lada.

Para pengunjuk rasa melawan dengan melemparkan gelas, botol dan batu ke arah polisi.

“Bebaskan Uighur, Bebaskan Hong Kong. Otonomi palsu oleh Cina menyebabkan genosida,” kata pengunjuk rasa Hong Kong pada Ahad, 22 Desember 2019.

Sekitar 1.000 orang pengunjuk rasa juga membawa bendera Uighur dan poster. Mereka merupakan bagian dari demonstran yang kerap berdemonstrasi menuntut penerapan demokrasi di Hong Kong selama enam bulan terakhir.

Advertising
Advertising

Sebagian dari demonstran mengenakan pakaian serba hitam dengan wajah mengenakan masker untuk menutupi identitas mereka. Unjuk rasa ini diikuti kelompok tua dan muda.

Protes pro Uighur ini muncul setelah pemain sepak bola Mesut Ozil dari klub Arsenal memicu kehebohan dengan mengiritik kebijakan Cina terhadap etnis minoritas Muslim Uighur di wilayah Xinjiang.

Ozil, yang merupakan warga Jerman keturunan Turki dan beragama Islam, mencuit di akun Twitternya bahwa,”Etnis Uighur merupakan pejuang yang melawan persekusi.” Dia mengritik kebijakan tangan besi Cina di Xinjiang dan respon diam dari komunitas Muslim dunia.

“Saya pikir kebebasan dasar dan kemerdekaan harus berlaku untuk semua orang tidak hanya di Hong Kong,” kata Wong, 41 tahun, yang mengikuti unjuk rasa di Hong Kong tadi.

Aljazeera melansir unjuk rasa damai ini menjadi rusuh saat sekelompok kecil demonstran mencopot bendera Cina dari salah satu gedung pemerintahan di sekitar lokasi unjuk rasa. Mereka mencoba membakar bendera itu.

Panitia yang melihat ini mencoba menghentikan upaya pembakaran bendera Cina ini. Namun, polisi anti-huru hara langsung masuk ke tengah massa dan menyemprotkan lada, yang membuat demonstran marah dan melemparinya dengan botol air. Seorang polisi mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke massa meski tidak menembak.

Menurut data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan aktivis advokasi HAM, ada sekitar 1 juta warga Uighur dan kelompok etnis minoritas Muslim lainnya di Cina yang ditahan di kamp-kamp di Xinjiang sejak 2017.

Negara-negara Barat seperti AS dan Eropa mengecam tindakan pemerintah Cina dan menyebutnya sebagai pelanggaran HAM.

Pemerintah Cina beralasan pelatihan etnis Uighur di kamp itu sebagai upaya untuk melatih warga melakukan kegiatan vokasi dan keterampilan baru. Ini juga untuk meredam potensi terorisme dan separatisme. Beijing membantah telah memperlakukan Uighur dengan buruk.

Berita terkait

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

23 menit lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

4 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

7 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

23 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya