Selandia Baru Kumpulkan 56.000 Senjata Api Pasca-Teror Masjid

Minggu, 22 Desember 2019 16:00 WIB

Senjata api dan aksesori ditampilkan di toko senjata Gun City di Christchurch, Selandia Baru, 19 Maret 2019. [REUTERS / Jorge]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Selandia Baru mengumpulkan sekitar 56.000 senjata api setelah penembakan di Christchurch.

Program skema buyback atau pembelian kembali senjata api selama enam bulan berakhir pada Jumat kemarin.

Pemerintah Selandia Baru meluncurkan program tersebut setelah 51 orang ditembak mati di dua masjid pada bulan Maret. Pelakunya adalah warga negara Australia, Brenton Tarrant, 28 tahun, dan mengaku tidak bersalah atas 92 dakwaan, termasuk 51 dakwaan pembunuhan.

Parlemen Selandia Baru memberikan suara bulat pada bulan April untuk mengubah undang-undang senjata api negara itu dan melarang semua senjata semi-otomatis gaya militer.

"Ketika kami memulai pembelian kembali dan amnesti, kami memiliki satu tujuan, untuk membuat negara kami menjadi tempat yang lebih aman," kata Stuart Nash, menteri kepolisian Selandia Baru, dikutip dari CNN, 22 Desember 2019.

Advertising
Advertising

"Kami fokus pada jenis senapan serbu, senjata api berkapasitas tinggi dan semi-otomatis gaya militer yang digunakan dalam serangan teror 40 minggu lalu, pada 15 Maret," tambahnya.

"Kami sekarang pindah ke tahap berikutnya, untuk memastikan senjata api tidak jatuh ke tangan yang salah. Ini adalah tujuan dari daftar senjata yang diusulkan dan sistem perizinan yang lebih ketat. Kami tidak melakukan upaya untuk menarik senjata api yang tidak sah dari peredaran."

Sekitar 33.000 orang ambil bagian dalam program ini, yang mengharuskan pemilik senjata menyerahkan senjata yang baru dilarang. Selain 56.250 senjata api yang dikumpulkan, pemilik juga memodifikasi 2.700 senjata api yang disesuaikan dengan aturan baru, sementara polisi mengatakan mereka telah menyita 1.800 senjata dari sejak Maret. Polisi mengatakan mereka sedang dalam proses mengumpulkan 1.600 senjata api lainnya dari para penjual senjata, menurut Daily Mail.

Wakil Komisaris Polisi Mike Clement berterima kasih kepada pemilik senjata karena melakukan hal yang benar. Dia mengakui hal itu sulit bagi sebagian orang.

Anggota parlemen sekarang mempertimbangkan pembatasan lebih lanjut, termasuk membuat daftar untuk melacak semua senjata.

Angka yang dikeluarkan kepolisian menunjukkan pemerintah Selandia Baru membayar lebih dari NZ$ 100 juta atau Rp 923 miliar untuk memberikan kompensasi kepada pemilik senjata api selama skema pembelian kembali.

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

2 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

6 hari lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

6 hari lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Brigadir RA Tewas dalam Alphard di Mampang, Kapolresta Manado: Keluarga Terima sebagai Kasus Bunuh Diri

8 hari lalu

Brigadir RA Tewas dalam Alphard di Mampang, Kapolresta Manado: Keluarga Terima sebagai Kasus Bunuh Diri

Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala dalam Mobil Alphard di sebuah rumah Mampang. Polisi sebut sebagai bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Brigadir Ridhal Ali Tomi Tewas dengan Luka Tembak, Kepala RS Polri: Keluarga Sudah Menerima Kematiannya

8 hari lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi Tewas dengan Luka Tembak, Kepala RS Polri: Keluarga Sudah Menerima Kematiannya

Keluarga disebut telah melihat kondisi jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi di RS Polri Kramat Jati. Polisi menyebut Ridhal tewas bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli

10 hari lalu

Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli

Sebelum lomba digelar, peserta akan dibekali pengetahuan tentang teknik menembak, teknik bergerak, hingga teknik mengisi ulang peluru (reload magazine).

Baca Selengkapnya

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

16 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

24 hari lalu

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

Keluarga narapidana dapat mengunjungi di rutan atau lapas dengan berbagai ketentuan dan syarat. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

28 hari lalu

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

Selandia Baru akan memperketat penerbitan visa untuk membendung laju migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

Selain Tembak Mati 2 KKB Mimika, Satgas Operasi Damai Cartenz Sita Senjata Api

31 hari lalu

Selain Tembak Mati 2 KKB Mimika, Satgas Operasi Damai Cartenz Sita Senjata Api

"Tim juga berhasil mengamankan barang bukti berupa senjata api laras pendek jenis sig sauer," kata Satgas Operasi Damai Cartenz.

Baca Selengkapnya