Demonstran Hong Kong dan Polisi Bentrok di Mal

Reporter

TEMPO

Editor

Budi Riza

Minggu, 22 Desember 2019 11:01 WIB

Seorang pengunjuk rasa pro demokrasi menggunakan kostum Custom America saat mengikuti peringatan Hari Hak Asasi Manusia di Hong Kong, 8 Desember 2019. REUTERS/Danish Siddiqui

TEMPO.CO, Hong Kong – Demonstran dan polisi Hong Kong bentrok di sejumlah pusat perbelanjaan menjelang musim puncak belanja pada Natal 2019.

Polisi mengejar dan menangkap sejumlah pengunjuk rasa yang masuk ke dalam mal dan meneriakkan tuntutan demokrasi.

“Ratusan demonstran berpakaian hitam berunjuk rasa di mal Yuen Long, yang terletak di dekat perbatasan Cina,” begitu dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 21 Desember 2019.

Mereka menandai lima bulan pasca serangan sekelompok preman yang diduga triad asal Cina kepada warga dan demonstran di stasiun kereta api Yuen Long.

Para preman memukuli warga dan demonstran menggunakan pipa besi, yang membuat puluhan orang terluka dan dirawat di rumah sakit.

Advertising
Advertising

“Belakangan polisi menangkap sejumlah orang dan mengatakan para pelaku terkait kelompok kriminal terlarang atau triad,” begitu dilansir Channel News Asia.

Para demonstran di dalam mal berteriak ‘Berjuang untuk Kebebasan’ dan ‘Berdiri bersama Hong Kong’.

“Pemerintah tidak melakukan apapun lima bulan terakhir. Saya layak mendapatkan jawaban dan penjelasan,” kata seorang pegawai bernama Law, 30 tahun.

Dia mengatakan Yuen Long tidak lagi menjadi tempat yang aman. “Kami semua hidup dalam teror ketakutan akan dipukuli orang jika berpakaian serba hitam.”

Saat demonstran sedang berorasi di dalam mal, sejumlah polisi menyerbu masuk dan mengejar mereka.

Salah satu resto sushi mengalami kaca pecah. Toko-toko terpaksa tutup lebih awal.

Sekelompok demonstran juga berkumpul di Harbour City Mall, yang ramai dengan pembeli barang mewah dari Cina. Ini terletak di kawasan Tsim Sha Tsui.

“Kami tidak bisa merayakan Natal saat kota kami dikuasai polisi. Saat Anda melihat ada polisi di depan mal, apakah Anda masih ingin belanja hadiah,” kata Bob, 17 tahun, yang ikut berdemonstrasi.

Sejumlah pengunjuk rasa juga mengepung seorang lelaki yang mereka sebut sebagai polisi menyamar. Mereka meneriakinya anjing hitam.

Seperti dilansir Reuters, demonstrasi di Hong Kong dipicu penolakan RUU Ekstradisi, yang membuat warga bisa diadili di Cina. Setelah RUU itu ditarik dari parlemen, warga terus berunjuk rasa menuntut agar sistem demokrasi penuh diterapkan di Hong Kong. Ini agar mereka bisa memilih pemimpin sendiri dan bukan dipimpin pejabat yang ditunjuk Cina.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

2 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

3 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

9 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

11 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

14 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

1 hari lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya