Ada Kotoran dalam Usus Babi, Pelanggan Tuntut Ganti Rugi Restoran

Selasa, 17 Desember 2019 13:00 WIB

Usus babi yang masih berisi kotoran ditemukan oleh seorang pelanggan di sup mie yang ia makan di sebuah restoran lokal di Changchun, Provinsi Jilin Cina Timur Laut.[Screenshot Pear Video/South China Morning Post]]

TEMPO.CO, Jakarta - Pelanggan restoran di timur laut Cina meminta kompensasi setelah dia disajikan usus babi yang masih berisi kotoran.

Pelanggan restoran, yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya Wang, sedang menikmati sepanci mie beras dengan usus babi pada Jumat ketika dia menemukan sepotong usus yang lebih sulit untuk dikunyah, dikutip dari South China Morning Post, 17 Desember 2019.

Dia mengeluh kepada staf restoran, cabang Mie Nasi Axiang di sebuah mal di Changchun, provinsi Jilin, bahwa ada potongan kotoran di makanannya.

"Saya perhatikan tekstur sepotong usus itu keras setelah saya mengambilnya dengan sumpit dan menemukan sesuatu yang sangat tidak menyenangkan di dalamnya: kotoran babi," kata Wang, dikutip dari Global Times.

Seorang manajer pemasok usus yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada PearVideo pada Minggu bahwa staf pemasok telah gagal membersihkan usus dengan benar dan pihaknya akan bertanggung jawab penuh

Advertising
Advertising

Manajer itu menelepon Wang, menawarkan untuk memberikan kompensasi kepadanya dengan jumlah yang setara dengan 10 kali harga porsi, sejalan dengan peraturan hak konsumen, yang akan memberi Wang hingga 500 yuan atau Rp 1 juta.

Tetapi Wang mengatakan dia merasa terhina dengan tawaran itu dan meminta 30.000 yuan atau Rp 60 juta. "Saya ingin mengundang bos mereka untuk datang dan mencoba, saya bisa membayar beberapa ratus yuan untuk setiap potongan kotoran yang dia makan," kata Wang.

Usus babi yang masih berisi kotoran ditemukan oleh seorang pelanggan di sup mie yang ia makan di sebuah restoran lokal di Changchun, Provinsi Jilin Cina Timur Laut.[Screenshot Pear Video/Global Times]

Pemasok kecil, yang menyalurkan daging babi di Cina timur, mengatakan mereka tidak mampu membayar jumlah yang diminta Wang, terutama dengan bisnis yang menderita karena epidemi flu babi Afrika yang telah merugikan industri daging babi di Cina.

"Dia meminta 30.000 yuan, dan kemudian 20.000 yuan (Rp 40 juta)," kata manajer itu. "Tahun ini harga daging babi sangat tinggi sehingga kami hampir tidak mendapat untung. Dalam keadaan seperti itu, jumlah kompensasi seperti itu akan menjadi pukulan besar bagi bisnis kecil."

Sebuah rekaman video juga menunjukkan ketika Wang memprotes seorang manajer restoran, di samping sepotong usus babi yang berisi kotoran.

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

24 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

5 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

8 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

1 hari lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya