Pemberontak Arakan Army Culik Anggota DPR Myanmar

Jumat, 13 Desember 2019 11:00 WIB

Pasukan Arakan Army di negara bagian Rakhine, Myanmar. Mizzima

TEMPO.CO, Jakarta - Pemberontak Rakhine, Arakan Army, menculik seorang anggota DPR Rakhine Myanmar, termasuk beberapa orang dan staf perusahaan swasta warga negara India.

Setelah menyerbu sebuah kapal di lepas pantai negara bagian Rakhine, para pemberontak menculik seorang anggota parlemen dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang berkuasa dan sembilan orang lainnya, termasuk staf sebuah perusahaan konstruksi India.

Dikutip dari AsiaOne, 13 Desember 2019, penculikan oleh pemberontak Arakan Army pada 3 November adalah penculikan profil tertinggi dalam serangkaian penculikan yang telah mereka lakukan dalam kampanye mereka melawan pemerintah selama setahun terakhir.

Pemberontakan etnis Rakhine, yang diyakini mencakup ribuan pemberontak, merupakan ancaman serius bagi pemerintah Aung San Suu Kyi di wilayah yang semakin tidak memiliki hukum dan tindakan keras militer terhadap Muslim Rohingya.

Lebih dari 730.000 Rohingya melarikan diri dari persekusi dan operasi militer pada tahun 2017, menurut laporan tim pencari fakta PBB dan menyebutnya sebagai tindakan dengan maksud genosidal. Negara bagian Rakhine juga merupakan pusat investasi besar Cina dalam pipa minyak dan pelabuhan, dan pemerintah berharap untuk lebih mengembangkan kawasan itu.

Advertising
Advertising

Pemberontak Rakhine memperjuangkan otonomi yang lebih besar untuk negara bagian mereka yang miskin.

Pemerintah pusat Myanmar memiliki cengkeraman lemah di Rakhine, yang berbatasan dengan Bangladesh dan wilayah gunung serta hutan Myanmar.

Partai NLD yang berkuasa menderita kekalahan di negara bagian itu oleh partai nasionalis Rakhine selama pemilihan nasional 2015.

Tentara Arakan dibentuk pada 2009 tetapi relatif tidak dikenal sebelum gelombang pertempuran terakhir, yang meletus pada Januari tahun lalu ketika pemberontak menyerang empat kantor polisi di Rakhine.

Pemerintah telah berjanji untuk menghancurkan pemberontak, mengirim ribuan tentara ke Rakhine, dan memutus koneksi internet di seluruh wilayah.

Pemberontak telah beralih ke penculikan sebagai respons. Dalam beberapa bulan terakhir, puluhan orang telah diculik dari bus dan kapal, sementara yang diduga informan telah ditahan di desa, menurut pejabat setempat, pemberontak dan laporan media.

Ketika dihubungi Reuters, juru bicara militer, Brigadir Jenderal Zaw Min Tun, menyebut penculikan oleh pemberontak adalah aksi terorisme, dan membenarkan tanggapan militer terhadap pemberontakan.

Pada Oktober, kelompok yang diduga pemberontak menyamar sebagai para pemain sepak bola naik bus. Mereka menculik puluhan petugas pemadam kebakaran dan warga sipil di Mrauk-U, bekas ibu kota bersejarah wilayah itu.

Pada bulan yang sama, pemberontak menangkap lebih dari 50 orang, kebanyakan dari mereka adalah anggota pasukan keamanan, dari sebuah feri di dekat kota Buthidaung.

Pengungsi Rohingya, yang melintasi perbatasan dari Myanmar dua hari sebelumnya, berjalan setelah mereka mendapat izin dari tentara Bangladesh untuk melanjutkan ke kamp-kamp pengungsi, di Palang Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh 19 Oktober 2017. Bulan ini menandai peringatan kedua tentang pelarian lebih dari 730.000 Rohingya dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar barat laut ke Bangladesh setelah tindakan keras pimpinan militer dalam menanggapi serangan oleh gerilyawan Muslim di pos-pos polisi Myanmar. REUTERS / Jorge Silva / File Photo

Tentara Myanmar kemudian menembak dan menenggelamkan kapal-kapal yang membawa orang-orang yang ditangkap, menewaskan puluhan orang, menurut pemberontak. Reuters tidak dapat menghubungi juru bicara militer untuk mendapatkan komentar tentang tenggelamnya kapal.

Pemerintah Myanmar tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Juru bicara pemerintah, Zaw Htay, bulan lalu mengutuk serangan oleh Arakan Army, menyebut serangan sebagai pelanggaran kedaulatan negara.

Juru bicara Angkatan Arakan Army, Khine Thu Kha, mengakui menculik warga sipil tetapi mengatakan tawanan dalam keadaan aman.

"Kita harus menangkap mereka jika perlu," Khine Thu Kha mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pesan audio. "Itu adalah sifat perang."

Banyak dari mereka yang ditangkap telah dibebaskan dengan cepat, tetapi yang lain ditahan sebagai sandera karena pemberontak menuntut pembebasan warga sipil Rakhine yang ditangkap.

Setelah serangan 3 November, di mana salah satu orang India terbunuh, pemberontak dengan cepat membebaskan sebagian besar sandera. Tetapi mereka menahan anggota parlemen NLD, Hawi Tin.

Dalam sebuah pernyataan, pemberontak menuduh Hawi Tin memberi tahu pihak berwenang tentang kegiatan mereka.

40.000 lebih orang telah meninggalkan rumah mereka karena pertempuran telah meningkat selama setahun terakhir, menurut PBB, dan puluhan orang telah terbunuh.

Seorang penyelidik UN mengatakan pada Juli bahwa tentara Myanmar mungkin melakukan kejahatan perang di wilayah itu, dengan mengutip laporan kematian selama interogasi terhadap orang-orang yang ditahan karena dicurigai memiliki hubungan dengan pemberontak.

Pemberontak menikmati dukungan kuat di seluruh Rakhine, di mana banyak orang merasa bahwa pemerintah pusat telah mengabaikan wilayah tersebut secara ekonomi.

Pemimpin pemberontak Arakan Army, Tun Myat Naing, menyerukan status konfederasi untuk Rakhine, yang berarti otonomi dari seluruh Myanmar dan termasuk wewenang atas undang-undang dan perpajakan.

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

4 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

4 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya