Kemlu Tanggapi Aung San Suu Kyi ke Pengadilan Internasional

Reporter

TEMPO

Editor

Budi Riza

Rabu, 11 Desember 2019 11:24 WIB

Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri makan siang khusus tentang pembangunan berkelanjutan di sela-sela KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, 4 November 2019. Suu Kyi akan muncul di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk memperebutkan sebuah kasus yang diajukan oleh Gambia menuduh Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya, kata pemerintahnya, Rabu.[REUTERS / Soe Zeya Tun / File Photo]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia menilai kehadiran pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, di Pengadilan Internasional menjadi kesempatan bagi negara itu untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di negara bagian Rakhine State pada pertengahan 2017.

“Itu sesuatu yang baik untuk bisa menjelaskan secara langsung posisi pemerintah Myanmar,” kata Teuku Faizasyah, Plt. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, pada Selasa, 10 Desember 2019.

Faizasyah mengatakan sebagai salah satu negara anggota ASEAN maka Indonesia ikut berperan membantu mencarikan solusi terhadap masalah kemanusiaan yang dialami etnis minoritas Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine State.

Pemerintah Indonesia tidak dalam posisi berharap mengenai proses yang sedang berlangsung di Pengadilan Internasional di Den Hague, Belanda. Proses ini sendiri berlangsung dari 10 – 12 Desember 2019. Pengadilan ini berada di bawah naungan PBB atau Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Kita melihat Aung San Suu Kyi menghadiri ini dan kita menghormati,” kata dia.

Advertising
Advertising

Sebagai negara dengan populasi Muslim yang besar, Faizasyah melanjutkan, Indonesia juga mencoba membantu penyelesaian masalah kemanusiaan ini baik secara bilateral dan lewat ASEAN.

Seperti dilansir Los Angeles Times, State Counsellor Myanmar, Suu Kyi, 74 tahun, datang ke Pengadilan Internasional untuk mengikuti proses persidangan awal terkait adanya tuduhan militer negara itu atau Tatmadaw melakukan kampanye sistematis pembunuhan massa, perkosaan, dan teror terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya.

Kehadiran Suu Kyi di Pengadilan Internasional ini untuk membela tindakan militer Myanmar mendapat kritik dari pengurus Human Rights Watch. “Menyaksikan Aung San Suu Kyi datang ke Den Hague untuk membela jenderal Myanmar, pertanyaannya adalah mengapa komunitas global pernah berpikir dia memiliki semangat membela Hak Asasi Manusi di dalam dirinya,” kata Phil Robertson, deputi direktur untuk Human Rights Watch Asia.

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

19 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

2 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

4 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

5 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya