Militer Cina Pasang Balon Udara untuk Awasi Laut Cina Selatan

Sabtu, 30 November 2019 16:00 WIB

Pembangunan bagian Barat Laut pulau Mischief Reef, Kepulauan Spratly, Laut China Selatan, dilihat dari udara, 8 Januari 2016. Terlihat tanggul sepanjang 1.900 kaki atau sekitar 589 m, bangunan-bangunan baru, dan dermaga yang telah dan sedang dibangun pemerintah Tiongkok. REUTERS/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Cina dilaporkan mengerahkan balon udara untuk mengawasi Laut Cina Selatan yang menjadi sengketa dengan negara-negara Asia Tenggara.

Gambar satelit menunjukkan bahwa Cina telah mengerahkan balon udara yang dikenal sebagai aerostat di kawasan Laut Cina Selatan, tepatnya di Mischief Reef yang disengketakan, memperkuat kemampuan pengintaiannya di Laut Cina Selatan.

Dikutip dari South China Morning Post, 30 November 2019, sebuah objek berbentuk pesawat terlihat melayang di atas atol, yang sekarang menjadi pos terdepan Cina di perairan yang disengketakan, perusahaan satelit Israel ImageSat International (ISI), mengatakan dalam sebuah unggahan di akun Twitter-nya pada hari Minggu.

Foto-foto itu, yang diambil oleh ISI pada 18 November, adalah bukti pertama bahwa Cina telah mengerahkan pesawat semacam itu di daerah itu, kata ISI.

Advertising
Advertising

Cina dilaporkan mulai membangun sistem peringatan dini aerostat pada 2017. Balon besar dilengkapi dengan radar susunan bertahap untuk membantu mendeteksi pesawat terbang yang terbang rendah, menurut majalah militer Kanwa Asian Defense.

Balon udara itu dapat tetap terbang tinggi untuk jangka waktu yang lama, menawarkan solusi yang relatif murah, efisien dan tahan cuaca untuk memantau area yang luas ketika pesawat mata-mata tidak dapat digunakan. Saat dipadukan dengan radar darat, satelit, dan pesawat pengintai peringatan dini, mereka dapat membentuk jaringan pengawasan yang komprehensif.

Aerostat sedang dikerahkan di beberapa titik rawan strategis Cina seperti perbatasan negara itu dengan Korea Utara dan Selat Taiwan. Menurut Kanwa Asian Defense, aerostat bertenaga tinggi dapat memonitor target udara dan benda bergerak dalam radius 300 km.

Mischief Reef terletak di tepi timur tujuh pulau buatan yang dibangun oleh Cina di kepulauan Spratly.

Pulau terumbu karang itu mencakup 5,5 km persegi dan bisa dibangun lapangan terbang yang mampu menangani Airbus A320. Pulau ini juga memiliki mercusuar dan fasilitas militer dan sipil lainnya.

Pada tahun 2016, pengadilan internasional memutuskan bahwa karena pulau itu adalah terumbu yang terendam air pasang, maka tidak memenuhi syarat untuk perairan teritorial 12 mil laut atau 22,2 km.

Militer Cina telah memperluas jangkauannya secara signifikan di Laut Cina Selatan, membuat radar, mengerahkan rudal dan peluncur rudal dan pesawat tempur di pulau-pulau dan terumbu karang di kawasan itu, tempat Vietnam, Filipina, Malaysia, Indonesa, Brunei, dan Taiwan juga mengklaim kedaulatan di Laut Cina Selatan.

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

8 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

9 hari lalu

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

Menlu AS, Antony Blinken, bertemu dengan timpalannya dari Cina, Wang Yi, untuk membicarakan banyak hal, termasuk hubungan Cina-Rusia.

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

13 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

18 hari lalu

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

Menhan AS, Lloyd Austin, berbicara dengan Menhan Cina ketika kedua negara berupaya memulihkan hubungan militer.

Baca Selengkapnya

Upayakan Keselamatan Penerbangan, AirNav Dukung Festival Balon Udara yang Ditambatkan di Pekalongan

18 hari lalu

Upayakan Keselamatan Penerbangan, AirNav Dukung Festival Balon Udara yang Ditambatkan di Pekalongan

AirNav Indonesia, beberapa tahun belakangan ini terus aktif mensosialisikan akan potensi bahaya tersebut, dan mengenalkan cara lain untuk bisa menikmati balon-balon udara, yaitu dengan cara ditambatkan.

Baca Selengkapnya

Balon Udara Jatuh di Magelang, Rusak Lima Rumah dan Satu Mobil

22 hari lalu

Balon Udara Jatuh di Magelang, Rusak Lima Rumah dan Satu Mobil

Sebuah balon udara jatuh di Perumahan Pesona Kota Mungkid, Kabupaten Magelang. Kejadian ini merusak lima rumah warga dan satu unit mobil.

Baca Selengkapnya

Fumio Kishida Rapat dengan Joe Biden bahas Hadapi Agresivitas Beijing

25 hari lalu

Fumio Kishida Rapat dengan Joe Biden bahas Hadapi Agresivitas Beijing

Fumio Kishida ke Gedung Putih guna memfokuskan pada kerja sama bidang pertahanan untuk mengahalangi Beijing yang agresif

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

26 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

27 hari lalu

AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

Amerika Serikat akan mengerahkan peluncur rudal darat yang mampu menembakkan rudal SM-6 dan Tomahawk di kawasan Indo-Pasifik

Baca Selengkapnya