Polisi Masuki Kampus Politeknik di Hong Kong Cari Demonstran

Reporter

TEMPO

Editor

Budi Riza

Kamis, 28 November 2019 18:01 WIB

Suasana kantin di Universitas Politeknik Hong Kong usai ditinggalkan demonstran anti pemerintah di Hong Kong, 22 November 2019. Mayoritas orang-orang yang berada di dalam kampus mengatakan mereka tidak ingin ditangkap polisi. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Hong Kong – Polisi Hong Kong memasuki kampus di Hong Kong, yang terlihat berantakan pasca pengepungan yang berlangsung nyaris dua pekan.

Kampus Hong Kong Polytechnic University menjadi pusat bentrokan antara petugas keamanan dan mahasiswa serta demonstran, yang membarikade diri di dalam kampus itu.

Ini terjadi setelah polisi dan demonstran bentrok pada 17 November 2019. Demonstran menggunakan panah dan bom molotov untuk menyerang polisi.

Sedangkan polisi menggunakan gas air mata, tongkat pemukul, semprotan merica dan kanon air untuk membubarkan barikade mahasiswa di kampus.

Pengepungan ini berakhir dengan ratusan mahasiswa serta demonstran berusaha keluar dari kampus dengan turun dari jembatan penyeberangan serta gorong-gorong. Sebagian tertangkap polisi dan dipukuli.

Advertising
Advertising

“Staf universitas mengatakan mereka hanya menemukan satu pemrotes di kampus dan jurnalis juga tidak melihat kehadiran signifikan demonstran di kampus dalam 48 jam terakhir,” begitu dilansir Channel News Asia pada Kamis, 28 November 2019.

Pada Rabu malam, seorang demonstran bertopeng berbicara kepada jurnalis yang meliput di dalam kampus Polytechnic ini. Menurut demonstran itu, masih ada sekitar 20 orang lainnya yang bersembunyi di dalam kampus.

Namun, tidak ada tanda keberadaan mereka saat polisi dan petugas pemadam kebakaran mulai memasuki kampus pada Kamis pagi atau 11 hari setelah dimulainya pengepungan kampus.

Petugas memasuki kampus untuk melakukan operasi mengamankan obyek berbahaya yang bertebaran di lingkungan kampus untuk mengumpulkan bukti-bukti.

Polisi huru-hara juga mulai mengumpulkan botol bom molotov yang bertebaran di dalam kampus. Ada juga botol berisi kimia, yang diduga diambil paksa dari dalam laboratorium kampus.

Tim penjinak bom juga menyisir ruangan demi ruangan diikuti rombongan jurnalis melewati dinding-dinding yang dipenuhi coretan berisi ejekan terhadap pasukan polisi dan tuntutan kebebasan lebih besar di bawah kekuasaan Cina.

Reuters melansir demonstrasi di Hong Kong dipicu rencana pengesahan legislasi ekstradisi, yang memungkinkan warga diekstradisi ke Cina jika dianggap melanggar hukum.

Meski RUU itu telah ditarik dari parlemen, mahasiswa dan masyarakat terus berunjuk rasa menuntut penerapan sistem demokrasi secara penuh agar mereka bisa memilih sendiri pejabat pemerintah. Kepala Otoritas Hong Kong saat ini merupakan pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah Cina.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

7 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

12 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

17 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya