Trump Tanda Tangani UU Pro HAM dan Demokrasi Hong Kong

Reporter

TEMPO

Editor

Budi Riza

Kamis, 28 November 2019 16:01 WIB

Presiden AS Donald Trump menyampaikan komentar tentang kejujuran dan transparansi dalam harga perawatan kesehatan di dalam Roosevelt Room di Gedung Putih di Washington, AS, 15 November 2019. [REUTERS / Tom Brenner]

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menandatangani draf legislasi yang disahkan Kongres untuk mendukung gerakan pro-Demokrasi di Hong Kong.

Trump meneken draf itu meskipun ada keberatan dari Cina, yang sedang melakukan perundingan intensif untuk mengakhiri perang dagang satu tahun terakhir.

Legislasi itu mendapat dukungan aklamasi di Senat dan mayoritas di DPR dengan hanya satu anggota Dewan yang menolak pada pekan lalu.

Legislasi itu mewajibkan Kemenlu AS untuk memastikan status otonomi Hong Kong terus berjalan secara normal tanpa gangguan agar bisa mendapatkan dukungan ekonomi penuh dari AS sebagai salah satu pusat industri keuangan global.

Trump juga meneken pengesahan legislasi kedua, yang juga telah disahkan Kongres. Legislasi itu mendukung pelarangan penjualan senjata pengendali massa atau crowd-control munition. Ini seperti gas air mata, semprotan merica, peluru karet dan pistol penyengat atau stun gun.

Advertising
Advertising

“Saya menandatangani dua legislasi ini dengan rasa hormat kepada Presiden Xi, Cina, dan rakyat Hong Kong. Legislasi ini disahkan dengan harapan para pemimpin dan anggota Dewan dari Cina dan Hong Kong mampu menyelesaikan perbedaan mereka secara baik, yang berujung pada perdamaian dan kesejahteraan jangka panjang untuk semua,” kata Trump dalam pernyataan seperti dilansir Channel News Asia pada Kamis, 28 November 2019.

Salah satu isu sentral terkait hal ini adalah janji Beijing untuk memberikan Hong Kong status otonomi selama 50 tahun setelah menerima kota itu dari Inggris pada 1997.

Ini menjadi dasar dari status khusus wilayah semi-otonomi itu seperti diatur dalam undang-undang AS.

Sayangnya, demonstran mengatakan kebebasan publik di Hong Kong justru mengalami kemunduran.

Trump dan para pembantunya sempat bersikap tidak jelas mengenai penandatanganan dua legislasi ini.

Namun, kejelasan itu semakin terlihat setelah legislasi itu mendapat dukungan mayoritas dari Partai Demokrat dan Partai Republik di Kongres baik DPR dan Senat.

Selain itu, gerakan pro-Demokrasi di Hong Kong memenangkan mayoritas kursi dalam pemilu distrik, yang semakin memperkokoh gerakan anti-pemerintah Hong Kong.

Jika Trump memveto legislasi ini, maka Kongres bisa melawannya dengan dukungan mayoritas dua per tiga suara di Senat dan DPR.

Jika Trump memilih mendiamkan legislasi ini, maka aturan menyatakan legislasi itu bakal menjadi undang-undang pada 3 Desember 2019.

Ada kekhawatiran di kalangan pembantu Presiden Trump bahwa penandatangan legislasi ini justru menghambat penyelesaian perang dagang, yang merugikan perekonomian AS dan Cina sejak Juli 2019.

Pemerintah Cina, seperti dilansir Reuters, menilai penandatanganan legislasi itu sebagai bentuk gangguan langsung terhadap urusan internal Hong Kong. Beijing berjanji akan melakukan aksi balasan sebagai konsekuensinya.

Berita terkait

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

3 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

11 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

12 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

17 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

21 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

1 hari lalu

Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

Menurutnya, kasus kekerasan seperti yang dialami mahasiswa Universitas Pamulang tidak boleh terjadi di Indonesia yang menjunjung tinggi pancasila.

Baca Selengkapnya

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

1 hari lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

2 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya