Carrie Lam Sebut Pemilu Hong Kong Ekspresi Publik Kecewa

Reporter

TEMPO

Editor

Budi Riza

Selasa, 26 November 2019 14:45 WIB

Orang-orang mengantre untuk pemilihan dewan distrik di tempat pemungutan suara di Aberdeen Sports Centre, Hong Kong, 24 November 2019.[May Tse/South China Morning Post]

TEMPO.CO, Hong Kong – Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mengakui kekalahan kelompok pro pemerintah dan Cina pada pemilu pada akhir pekan kemarin menunjukkan ketidak-puasan publik terhadap cara pemerintah dalam menangani kerusuhan di wilayah semi-otonom Cina itu.

“Hasil pemilu menunjukkan keprihatinan publik terhadap kekurangan pemerintah dan ketidak-sukaan publik dengan waktu yang dibutuhkan untuk menangani situasi yang tidak stabil ini dan tentunya cara mengakhiri tindak kekerasan,” kata Carrie Lam seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa, 26 November 2019.

Lam menyampaikan ini dalam jumpa pers rutin pekanan di kantornya, yang berlangsung sehari setelah pengumuman hasil pemilu.

Hasil pemilu menunjukkan kelompok pro-Demokrasi memenangi sekitar 90 persen dari 452 kursi Dewan Distrik pada pemilu yang digelar pada Ahad kemarin.

Ini menunjukkan kondisi dukungan publik terhadap Carrie Lam, yang tergerus pasca kerusuhan yang melanda Hong Kong selama enam bulan terakhir.

Advertising
Advertising

“Saya mengakui hasil pemilu ini secara jelas merefleksikan keinginan banyak pemilih untuk menyampaikan pendapat dan pandangan mengenai pemerintah dan diri saya,” kata Carrie Lam.

Menurut dia, pendapat yang disampaikan publik lewat pemilu juga merepresentasikan penolakan terhadap tindak kekerasan yang terus menerus terjadi di jalanan selama demonstrasi berlangsung.

“Tentu ada orang-orang yang juga merasa pemerintah tidak menangani secara kompeten proses legislasi dan sesudahnya,” kata Carrie Lam.

Seperti dilansir Reuters, publik Hong Kong mulai turun ke jalan pada Juni 2019 untuk memprotes proses pengesahan legislasi mengenai ekstradisi. Legislasi itu mengatur ketentuan warga bisa diadili di pengadilan Cina jika dianggap melanggar aturan di sana.

Meski pembahasan legislasi itu sudah berhenti, publik melanjutkan protes dengan mendesak diterapkannya sistem demokrasi penuh di Hong Kong agar bisa memilih para pemimpinnya sendiri. Mereka menilai pejabat Hong Kong yang ditunjuk Beijing sebagai bentuk intervensi terhadap sistem demokrasi di Hong Kong, yang berbeda dengan Cina dengan sistem komunis.

Berita terkait

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

10 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

10 jam lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

1 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

2 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

2 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

4 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

4 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

5 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

5 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

5 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya