Panel DPR AS Akan Serahkan Laporan Pemakzulan Trump Awal Desember

Selasa, 26 November 2019 14:00 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan), dan anggota DPR AS, Adam Schiff, kiri. Fox News

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Intelijen DPR AS Adam Schiff mengatakan panel yang terlibat dalam penyelidikan pemakzulan Trump akan mengirim laporan ke Komite Kehakiman DPR setelah anggota parlemen kembali dari liburan Thanksgiving pada 3 Desember.

Dikutip dari Reuters, 26 November 2019, dalam sebuah surat kepada anggota Kongres, Schiff juga mengatakan laporan itu akan mencakup katalog penolakan Gedung Putih untuk bekerja sama dengan penyelidikan, dan bahwa kegagalan pemerintahan Trump untuk bekerja sama dapat membentuk dasar dari pasal pemakzulan.

"Belasan saksi mengikuti perintah Presiden Trump untuk menentang panggilan pengadilan yang sah, dan Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, Kantor Manajemen dan Anggaran dan Departemen Energi tidak memberikan dokumen sebagai tanggapan atas panggilan dari pengadilan," tulis Schiff.

"Faktanya, Komite tidak menerima satu dokumen pun dari agen cabang eksekutif sesuai dengan panggilan pengadilan kami," kata anggota parlemen Demokrat itu.

Menyusun laporan adalah prasyarat untuk kemungkinan pemungutan suara di DPR yang dipimpin Demokrat pada pasal pemakzulan terhadap Trump.

Advertising
Advertising

"Kesaksian dan dokumen-dokumen yang berhasil kami peroleh mengungkapkan pola fakta yang luar biasa, tidak tertandingi, dan dikecam," kata Schiff dalam surat itu.

Namun, keputusan untuk melangkah lebih cepat berarti bahwa Demokrat membuat keputusan untuk melepaskan peluang guna mendapatkan lebih banyak kesaksian dan catatan yang relevan dengan penyelidikan. Dua putusan pengadilan pada hari Senin mengulurkan kemungkinan DPR agar bisa mendapatkan akses ke bukti baru tambahan yang dapat memperkuat kasus mereka.

Menurut laporan New York Times, dalam satu keputusan yang telah lama ditunggu-tunggu, seorang hakim federal memutuskan bahwa Donald F. McGahn II, mantan penasihat Gedung Putih, harus bersaksi di hadapan para penyelidik pemakzulan tentang upaya Trump untuk menghalangi penyelidikan oleh Robert S. Mueller III terkait campur Rusia dalam pilpres AS 2016.

Sementara McGahn tidak mungkin muncul dalam waktu dekat, putusan itu penting karena dengan tegas menolak pernyataan pemerintahan Trump bahwa penasihat presiden benar-benar kebal dari panggilan pengadilan di Kongres. Gedung Putih telah menggunakan pembenaran yang sama untuk menyatakan bahwa para pejabat seperti John R. Bolton, mantan penasihat keamanan nasional, tidak dapat memberikan kesaksian dalam penyelidikan Ukraina.

"Kepada para saksi yang bersembunyi di balik klaim keliru tentang kekebalan absolut," kata Schiff dalam sebuah pernyataan, "putusan ini menunjukkan lagi betapa tidak layaknya posisi mereka."

Beberapa jam sebelumnya, seorang hakim federal yang berbeda di Washington memutuskan bahwa Departemen Pertahanan harus menyerahkan catatan komunikasi dengan Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih tentang penangguhan bantuan militer untuk Ukraina kepada Center for Public Integrity, sebuah organisasi berita nirlaba. Demokrat bukan merupakan pihak dalam gugatan itu, tetapi rilis catatan tersebut dapat menguntungkan penyelidikan mereka.

Pemerintahan Trump pasti akan mengajukan banding terhadap kedua putusan tersebut, sebuah proses yang dapat mengikat kesaksian dan catatan di pengadilan selama berbulan-bulan. Demokrat telah menjelaskan bahwa mereka tidak mau menunggu proses itu berjalan, yang berarti penyelidikan mereka mungkin tidak pernah mendapat manfaat dari informasi apa pun yang mungkin terungkap.

"Kami tidak akan membiarkan presiden atau orang lain untuk mengulur waktu selama berbulan-bulan di pengadilan," tulis Schiff.

Komitenya telah mengumpulkan puluhan jam kesaksian mendukung tuduhan yang mendasari penyelidikan pemakzulan, yakni bahwa Donald Trump menggunakan wewenang kepresidenan untuk menekan Ukraina guna mendiskreditkan lawan politiknya dengan mengumumkan penyelidikan terhadap mantan Wakil Presiden Joseph R. Biden Jr., dan teori yang tidak didukung bahwa Demokrat berkonspirasi dengan Ukraina untuk ikut campur dalam pemilu 2016.

Berita terkait

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

1 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

5 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

5 jam lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

9 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

9 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

1 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

1 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

2 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

3 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya