Kongres Bolivia Sepakat Pemilu Ulang, Evo Morales Tidak Ikut

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 24 November 2019 20:01 WIB

Presicen Bolivia, Evo Morales (tengah) mengangkat tangannya kearah penonton saat bermain futsal di sekolah di New York, 27 Oktober 2015. REUTERS/Shannon Stapleton

TEMPO.CO, La Paz – Kongres Bolivia menyetujui pengesahan legislasi pada Sabtu, 23 November 2019, untuk membatalkan pemilu pada 20 Oktober 2019, yang memicu sengketa, dan mundurnya Presiden Evo Morales.

Ini artinya Bolivia akan menggelar pemilu ulang, yang kemungkinan tanpa diikuti bekas Presiden Evo Morales sebagai terobosan atas kekisruhan politik yang sedang terjadi di sana.

“Pengesahan legislasi itu terjadi seiring dengan pembukaan blokade jalan oleh demonstrasi anti-pemerintah, yang mendukung Morales,” begitu dilansir Reuters pada Sabtu, 23 November 2019.

Masyarakat pendukung Morales, yang mayoritas berasal dari masyarakat keturunan India berkulit hitam, telah mengadakan pembicaraan dengan pemerintahan pimpinan Presiden interim, Jeanine Anez, setelah terjadi kerusuhan selama dua pekan terakhir.

Terobosan di Kongres ini terjadi di tengah krisis politik dan saling tuduh antara kubu pemerintahan interim dan massa pendukung Morales mengenai pihak pemicu tindak kekerasan.

Advertising
Advertising

Sekitar 30 orang tewas dalam bentrokan antara demonstran dan tentara. Kelompok HAM menuding tentara Bolivia menembaki massa damai dengan peluru tajam.

Morales, yang merupakan tokoh ikonik sosialis di Amerika Latin, telah memerintah selama 14 tahun atau tiga periode. Dia mengundurkan diri dari posisi Presiden pada 10 November 2019 setelah ditekan militer dan polisi agar mundur.

Morales menyebut keputusan mundur ini sebagai akibat dari kudeta dan memilih bersembunyi ke Mexico, yang memberinya suaka politik.

Partai Gerakan Sosialis Bolivia atau MAS, yang mendukung Morales dan menguasai mayoritas kursi di parlemen, mengatakan akan mencari kandidat pengganti untuk maju pada pemilu ulang.

Kongres juga bersepakat menunjuk Komisi Pemilu baru, yang akan ditugasi menetapkan jadwal pemilu.

Legislasi yang baru disepakati juga menyatakan larangan kepada kandidat yang telah menjalani masa kepresidenan selama dua periode. Ini sekaligus menghalangi Morales agar tidak bisa maju lagi.

Anez, yang merupakan senator dari oposisi dan menjadi Presiden interim, dijadwalkan menandatangani legislasi itu pada Ahad ini.

Namun, publik masih belum puas dengan pemerintahan interim Anez. Sejumlah pemimpin masyarakat mendesak Anez segera mencabut undang-undang yang memberi militer kekuasaan berlebih untuk menggunakan kekerasan dalam menjaga ketertiban.

Mereka juga mendesak pemerintah interim tidak menggunakan kekuasaan sementara untuk mempersekusi para tokoh kritis, yang telah mengritik pemerintah pasca kisruh politik terjadi.

Anez sendiri menolak meneken undang-undang yang diusulkan MAS agar melindungi bekas Presiden Evo Morales dari gugatan hukum.

Sebuah video yang dilaporkan menteri dalam negeri menunjukkan seorang lelaki sedang berbicara lewat ponsel dengan seseorang yang memiliki suara seperti Evo Morales. Lelaki itu disebut mengarahkan demonstrasi antipemerintah interim.

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

21 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

3 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

6 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

9 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

9 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

9 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

10 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Presiden Tsai Ing-wen Gembira Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Militer ke Taiwan

10 hari lalu

Presiden Tsai Ing-wen Gembira Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Militer ke Taiwan

Tsai Ing-wen gembira Kongres Amerika Serikat meloloskan paket bantuan asing, di mana Taiwan masuk dalam daftar yang berhak mendapat bantuan

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

14 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya