Tuvalu Dukung Taiwan, Tolak Pulau Buatan dari Perusahaan Cina

Reporter

TEMPO

Editor

Budi Riza

Kamis, 21 November 2019 19:36 WIB

Presiden baru Taiwan, Tsai Ing-wen menyapa para undangan saat menghadiri upacara pelantikan dirinya sebagai Presiden Taiwan di Taipei, Taiwan 20 Mei 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Taipei – Pemerintah Taiwan mengatakan Tuvalu memilih meneruskan hubungan diplomatik meskipun mendapat tawaran dari perusahaan Cina untuk membangun pulau buatan mengatasi kenaikan permukaan air laut.

Menteri Luar Negeri Tuvalu, Simon Kofe, mengatakan dukungan terbuka untuk Taiwan. Dia berencana menyatukan sejumlah negara sekutu di kawasan Pasifik agar tetap mendukung Taiwan.

“Hubungan diplomatik Taiwan dan Tuvalu merupakan hubungan paling kuat saat ini,” kata Kofe seperti dilansir Reuters pada Kamis, 21 November 2019.

Kofe mengatakan keyakinannya akan kekuatan kerja sama antar-negara. Ini mengacu kepada hubungan dengan Kepulauan Marshall, Palau, dan Nauru serta Tuvalu.

“Bersama mitra-mitra kami, kami akan mampu menangkal pengaruh dari Cina daratan,” kata dia.

Advertising
Advertising

Dukungan Terbuka Kofe ini menjadi sentimen positif bagi Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, yang sedang berupaya terpilih kembali pada pemilu 2020.

Sejak 2016 saat dia berkuasa, Tsai melihat adanya penurunan dukungan sejumlah negara pasifik kepada Taiwan, seperti Kepulauan Solomon, yang memilih Cina.

Dukungan terbukan Tuvalu ini muncul sekitar dua bulan pasca pengalihan dukungan dari Kepulauan Solomon dan Kiribati ke Cina. Beijing meningkatkan upaya menggalang dukungan dari negara di Asia Pasifik agar meninggalkan Taiwan dan beralih ke Cina daratan.

Beijing menilai Taiwan sebagai provinsi yang memberontak dan berupaya memerdekakan diri. Otoritas di Cina mengatakan akan menempuh semua cara termasuk militer jika Taiwan mendeklarasikan kemerdekaan.

Sebaliknya, pemerintah Taiwan lewat kementerian Luar Negeri menilai ajakan satu negara dengan dua sistem tidak cocok. Ini mengacu pada kerusuhan besar-besaran yang terjadi di Hong Kong saat ini akibat pembahasan RUU Ekstradisi seperti dilansir Channel News Asia.

Menurut Kofe, sejumlah perusahaan Cina mendekati pemerintah lokal di Tuvalu menawarkan bantuan sekitar US$400 juta atau sekitar Rp5.6 triliun untuk membangun pulau buatan. “Kami bilang tidak. Kami dengar banyak soal utang, Cina beli pulau kami dan bakal membangun pangkalan militer di sini. Itu memprihatinkan kami,” kata Kofe di Taiwan.

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

3 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

7 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

9 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

18 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

19 jam lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

22 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

1 hari lalu

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

Menlu AS, Antony Blinken, bertemu dengan timpalannya dari Cina, Wang Yi, untuk membicarakan banyak hal, termasuk hubungan Cina-Rusia.

Baca Selengkapnya