Banjir Terjang Venesia, Wali kota: Ini Akibat Perubahan Iklim
Reporter
Non Koresponden
Editor
Maria Rita Hasugian
Rabu, 13 November 2019 21:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kota Venesia terendam banjir akibat air pasang setinggi hampir 2 meter sejak Senin, 11 November 2019. Pemerintah menyebut status darurat bencana di Venesia.
Ketinggian banjir di kota wisata terkenal di dunia ini merupakan yang kedua tertinggi dalam sejarah kota itu.
Banjir menerjang sejumlah tempat wisata terkenal di Venesia termasuk halaman gereja Santo Markus, Basilika Santo Markus dan hotel mewah di Venesia, Hotel Gritti.
Wali kota Venesia, Luigi Brugano melalui Twitter pada Selasa malam menyebut banjir yang disebabkan air pasang sebagai efek dari perubahan iklim.
"Kami meminta pemerintah membantu kami. Biaya akan meningkat. Ini hasil dari perubahan iklim," kata Brugano.
Berdasarkan laporan Euro News, Brugano menjelaskan, air pasang berlangsung dari Senin malam dengan ketinggian 187 sentimeter. Ini air pasang tertinggi kedua dalam sejarah Venesia. Pada ahun 1966, Venesia diterjang air pasang setinggi 194 sentimeter.
Lapangan gereja basilika Santo Markus yang ikonik itu ikut terendam banjir setinggi lebih dari 1 meter air. Basilika Santo Markus sudah enam kali dilanda banjir dalam 1,200 tahun.
Banjir yang merendam Venesia membuat seluruh sekolah diliburkan dan sejumlah aktivitas bisnis terpaksa ditunda.
Banjir di Venesia memicu terjadi sejumlah kebakaran termasuk di International Gallery of Modern Art Ca'Pesaro yang membuat tim pemadam kebakaran bekerja keras memadamkan api.
Turis asing mengambil foto banjir di kota Venesia sementara lainnya duduk di luar kafe-kafe terkenal yang digenangi air.
Proyek penghalang air pasang masuk Venesia atau Mose senilai puluhan miliar euro telah didisain tahun 1984, namun tidak kunjung beroperasi karena dililit skandal korupsi.