Ribuan Orang Unjuk Rasa Melawan Islamofobia di Paris
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Senin, 11 November 2019 11:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan orang melakukan aksi jalan di jantung Kota Paris, Prancis, pada Minggu 10 November 2019 untuk memprotes Islamofobia yang dinilai telah memecah-belah politik Prancis.
Pengkoordinir unjuk rasa mengatakan aksi protes ini untuk menandai dukungan setelah seorang laki-laki yang memiliki hubungan dengan sayap-kanan dan ditembak mati di sebuah masjid. Tindak penembakan itu terjadi di wilayah selatan Kota Bayonne dan melukai dua orang lainnya.
Dikutip dari reuters.com, Senin, 11 November 2019, anggota partai-partai sayap kiri di Prancis ikut ambil bagian dalam aksi ini. Sejumlah politikus di sayap tengah mengatakan hal ini mengancam tradisi sekularisme Prancis. Sedangkan Ketua sayap kanan Prancis, Marine Le Pen, mengatakan aksi protes ini telah dikoordinir oleh orang-orang garis keras.
Mereka yang mengikuti unjuk rasa ini berjalan mengitari Ibu Kota Paris sambil melambai-lambaikan spanduk berisi pesan ‘hentikan seluruh bentuk rasisme’. Ada pula spanduk yang bertulis ‘Islamofobia bukan sebuah opini, tetapi ini adalah sebuah kejahatan’.
“Ini semua terserah pada kami apa yang hendak kami perlihatkan setelah kejadian di kota Bayonne. Kami ingin memastikan kebebasan beragama dan kebebasan berfikir benar-benar dijalankan,” kata Kepala sayap kiri Prancis, Partai Lurus, Jean-Luc Melenchon.
Akan tetapi, Menteri Negara bidang penghapusan diskriminasi Prancis, Marlene Schiappa, menilai unjuk rasa ini adalah sebuah protes melawan sekularisme yang menyamar dengan pura-pura memerangi diskriminasi.
Hasil survei yang dilakukan oleh Ifop pada awal November 2019 mengungkap lebih dari 40 persen pemeluk Islam di Prancis mengaku telah merasakan adanya diskriminasi karena agama. Islam adalah agama terbesar kedua di Prancis atau terbesar di wilayah Eropa Barat.