Pakistan Kecewa Dituduh Amerika Serikat Gagal Cegah Terorisme

Rabu, 6 November 2019 23:00 WIB

KAA, Bendera nasional Pakistan. Wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan terorisme yang diterbitkan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyebut Pakistan sudah gagal mencegah kelompok-kelompok teroris dalam menggalang dana, merekrut dan melakukan pelatihan para anggotanya di Pakistan.

Dikutip dari rt.com, laporan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat itu secara tak langsung menuduh pemerintah Pakistan karena tidak cukup mengambil langkah-langkah dalam membatasi kelompok radikal Lashkar eTayyiba (LeT) dan Jaish e-Mohammad (JeM). Dua organisasi itu diduga bertanggung jawab atas serangan terror di kota Mumbai, India, pada 2008.

Pakistan disebut tidak cukup melakukan tindakan dalam membatasi langkah LeT dan JeM dalam melatih, merekrut, menggalang dana dan melanggar sanksi-sanksi PBB. Dalam laporan itu disebut juga ada beberapa kandidat anggota parlemen yang berafiliasi dengan LeT tetapi bisa ikut pemilu yang diselenggarakan pada Juli 2019.

Warga Kashmir memegang bendera nasional Pakistan saat menggelar aksi unjuk rasa yang berakhir bentrok dengan petugas kepolisian usai menggelar salat Idul Adha berjamaah di Srinagar, Kashmir, India, 25 September 2015. AP Photo

Kurangnya langkah-langkah yang dilakukan Pakistan itu telah membuat wilayah perbatasan dalam bahaya. Kendati kelompok radikal seperti Taliban di Afganistan, Haqqani Network, LeT dan JeM berada di Pakistan, namun kelompok-kelompok radikal itu fokus melakukan serangan dimana pun

Advertising
Advertising

Laporan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat itu menyebut LeT dan JeM adalah diantara kelompok yang masih melancarkan ancaman pada 2018 dan masih menjaga kemampuannya serta rutin melancarkan serangan-serangan yang mengincar warga negara India dan Pakistan. Diantara serangan yang dilancarkan JeM adalah operasi di kamp militer India di Sunjuwan pada Februari 2019, dimana serangan itu menewaskan Sembilan tentara.

Kementerian Luar Negeri dalam laporannya juga menampar Pakistan dengan menyebut negara itu tidak melarang kelompok Taliban dan Haqqani Network yang bercokol di negara itu. Organisasi garis keras itu bahkan menganggap Pakistan sebagai ‘surga’. Mereka mengancam pasukan Amerika Serikat dan Afganistan, padahal Islamabad telah menyuarakan dukungan bagi rekonsiliasi politik antara pemerintah Afganistan dan Taliban.

Kementerian Luar Negeri Pakistan kecewa dengan laporan Amerika Serikat itu. Mereka mengklaim laporan itu kurang evaluasi yang objektif atas upaya-upaya yang sudah dilakukan Pakistan dalam memerangi terorisme.

Berita terkait

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

3 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

4 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

4 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

5 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

5 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

9 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

10 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

19 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya