Orang-orang Belanda Sulap Puing Kapal Menjadi Rumah

Rabu, 6 November 2019 13:11 WIB

Karen Bosma, seorang pekerja sosial, dan suaminya telah membesarkan dua putranya di Distel, sebuah kapal barang 1912 berukuran 25 meter. Mesin, tangki bahan bakar, dan ruang kargo, telah dilepas dari kapal.[Ilvy Njiokiktjien/The New York Times]

TEMPO.CO, Jakarta - Sekarang banyak orang kaya Belanda yang mengubah puing kapal menjadi rumah yang nyaman dengan desain kreatif mereka sendiri. Rumah-rumah kapal tersebut terlihat mengapung di kanal Amsterdam.

Setelah bertahun-tahun melayani sebagai tempat yang relatif murah untuk tinggal di kota yang mahal, rumah kapal Amsterdam, telah menjadi populer dan mahal, dengan harga meningkat 30 hingga 40 persen selama lima tahun terakhir saja, menurut Jon Kok , salah satu agen real estat rumah perahu paling terkenal di kota.

Karen Bosma, 62 tahun, pertama kali memindahkan kapalnya ke Bornekoade, Amsterdam timur laut pada 1999 untuk tinggal bersama keluarganya di Distel, sebuah kapal barang tahun 1912 dengan panjang 25 meter.

Kapal yang sudah terlepas dari mesin, tangki bahan bakar, ruang kargo dan hanya memiliki lambung kapal, ruang kemudi serta jendela bertirai ini telah menjadi salah satu ikon Amsterdam.

"Itu harus terlihat seperti kapal di luar dan rumah di dalam," kata Gijs Haverkate, 53 tahun, yang juga memutuskan menciptakan rumah kapal untuk tinggal bersama keluarganya.

Advertising
Advertising

Di ibu kota Belanda, rumah kapal mulai dilirik pasar kelas atas. Pemilik baru kaya dan cerdas, tertarik pada kenyamanan dan daur ulang puing.[Ilvy Njiokiktjien/The New York Times]

Rumah kapal di ibu kota negara kincir angin telah naik kelas dengan harga meningkat 30 hingga 40 persen dalam lima tahun terakhir menurut salah satu agen real estat rumah kapal paling terkenal di kota itu.

Setiap pemilik kapal baru yang kaya dan kreatif berusaha untuk menciptakan desain-desain baru guna meningkatkan kenyamanan. Bagian kenaikan harga juga dipicu oleh nilai dari tempat berlabuh kapal.

Menurut laporan New York Times, 6 November 2019, tempat berlabuh kanal khas Amsterdam bisa bernilai US$ 500 ribu atau Rp 7 miliar, tergantung lokasi dan besar kapal. Beberapa kapal lama yang tidak dimodifikasi di tempat yang sama bernilai US$ 20 ribu atau Rp 280 juta.

Setelah dihuni oleh kapal-kapal saat ini, kanal tersebut memiliki semakin banyak rumah apung yang dirancang menyerupai kapal tetapi hampir tidak memiliki fitur operasional kapal di dalamnya.

Tren ini membawa keuntungan dan kerugian. Rumah kapal ini bisa terisolasi jauh lebih baik daripada perahu biasa dengan konstruksi baru yang memungkinkan penggunaan ruang lebih efisien.

"Saya pikir ini (rumah kapal) adalah hal yang harus dilakukan sekarang, hanya saja tidak semua orang melihatnya seperti itu," kata Jochem Bakker, anggota dewan asosiasi rumah kapal utama Amsterdam.

Namun, hingga saat ini beberapa telah memilih tinggal dan memodifikasi kapal sebagai tempat hunian yang nyaman sesuai dengan kreasi mereka, karena banyak pemilik rumah menggunakan dana pribadi dalam proses modifikasi.

Bersantai di geladak kapal B18, sepanjang 40 meter dengan tinggi dua setengah lantai dan luas interior lebih dari 278 meter perseg.[Ilvy Njiokiktjien/The New York Times]

Juul Steyn, 42 tahun, kini tinggal di kapal amunisi Perang Dunia II selama enam tahun sambil mengelola situs web BookaHouseboat.com sebagai tempat khusus bagi orang Amsterdam menyewa sebagian dari rumah kapal mereka.

Rumah kapal AM 58 milik Bob van Wely sepanjang 35 meter dimodifikasi untuk menampung keluarga- keluarga modern. Van Wely seorang arsitek yang sebelumnya memiliki rumah di Amsterdam memilih untuk hidup di rumah kapal, begitu juga Sander Ruttin dan keluarganya yang hampir bangkrut ketika memodifikasi rumah kapal Coaster Mado dengan panjang 34 meter.

Hasilnya adalah rumah keluarga yang indah dan terlihat seperti kapal barang tua. Ruang makan dan ruang tamu terbuka terhubung ke geladak. Kamar-kamar di rumah kapal ini luas dan terang.

Kapal yang sudah berada di kanal memiliki lisensi untuk berlabuh secara permanen yang dijual bersama kapal seperti halnya rumah. Sebuah kapal baru dapat dipindahkan jika seseorang dengan kapal yang ada, memutuskan untuk merenovasi atau memindahkan "akta air" ke kapal baru dan membuang kapal tua, atau menjualnya untuk digunakan di luar sistem kanal Amsterdam.

KANIA SUKU | NEW YORK TIMES

Berita terkait

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

7 jam lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

2 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun untuk Bangun Kembali Rumah-rumah di Gaza yang Dibom

3 hari lalu

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun untuk Bangun Kembali Rumah-rumah di Gaza yang Dibom

Laporan terbaru UNDP menemukan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membangun kembali rumah-rumah Gaza yang hancur dibom adalah 80 tahun.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

3 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

3 hari lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

5 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

6 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

8 hari lalu

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

9 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

9 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya