Pasutri Cina Ditangkap karena Selundupkan Bayi Belut Eropa

Jumat, 1 November 2019 15:00 WIB

Bayi belut Eropa.[phys.org]

TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan Cina ditangkap pada Senin kemarin karena menyelundupkan bayi belut Eropa atau elver keluar dari Prancis.

Keduanya dijatuhi hukuman 10 bulan penjara serta denda lebih dari US$ 8.000 atau sekitar Rp 112 juta.

Perempuan berusia 20 tahun dan suaminya, 43 tahun, menyembunyikan sekitar 60 kg elver dalam wadah berpendingin khusus yang disimpan dalam bagasi ketika keduanya akan kembali ke Cina melalui bandara Charles de Gaulle, Paris.

Dikutip dari CNN, 1 November 2019, juru bicara pengadilan, Bobigny, yang menangani kasus ini mengatakan selain pasangan ini masih ada seorang warga Cina yang membawa tambahan 30 kg bayi belut namun berhasil melarikan diri dari bandara dan meninggalkan kopernya.

Total bayi belut yang diselundupkan untuk dijual di Cina senilai 180.000 euro atau sekitar Rp 2,7 miliar. Tingginya harga jual dikarenakan Jepang, yang dulunya menjadi sumber utama belut di Asia, kekurangan stok karena penangkapan ikan yang berlebihan.

Advertising
Advertising

Bea cukai Prancis lantas mengirim bayi-bayi belut ini kepada organisasi khusus yang melindungi spesies.

Seorang nelayan menunjukkan beberapa bayi belut Eropa dalam foto 2015.[CNN]

Satu kilogram belut Eropa bisa dihargai US$ 5.500 di Cina atau sekitar Rp 77 juta. Hal ini membuat tingkat penyelundupan dalam beberapa tahun terakhir melonjak, atau mengalami kenaikan 50 persen dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 15 juta spesies yang berhasil disita di Uni Eropa pada 2018. Sebagian besar kasus ditemukan di Spanyol, Prancis dan Portugal.

Europol, badan khusus kriminalitas Uni Eropa memperkirakan antara 300 juta hingga 350 juta belut secara illegal diperdagangkan dari Eropa ke Asia setiap tahunnya dengan nilai dagang sekitar US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 4,6 triliun.

Perdagangan belut Eropa adalah kejahatan besar terhadap satwa liar di dunia, dan telah mempengaruhi sekitar 25 persen stok belut Eropa.

Mengantisipasi hal ini David Barker, pakar ilmiah keluatan di Universitas Hongkong dan timnya, menciptakan alat analisis DNA belut untuk menguji sampel dari ikan dan mengekstrak DNA serta mengurutkan bagian genom untuk mengidentifikasi spesies-spesies apakah termasuk belut Eropa atau bukan.

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

6 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

22 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

1 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya