Twitter Resmi Hentikan Semua Iklan Politik 22 November 2019

Kamis, 31 Oktober 2019 16:05 WIB

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengubah foto sampul Twitter dengan foto yang di-tweet Donald Trump.[Twitter Nancy Pelosi/@SpeakerPelosi]

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala eksekutif Twitter, Jack Dorsey menyatakan Twitter akan menghentikan seluruh jenis iklan politik mulai 22 November 2019.

"Kami telah membuat keputusan untuk menghentikan semua iklan politik secara global di Twitter. Kami percaya pesan politik harus didapatkan, bukan dibeli," Dorsey menjelaskan melalui tweet, sebagaimana dilaporkan CNN, 30 Oktober 2019.

Menurut kepala keuangan Twitter, Ned Segal melalui Tweet, Rabu, 30 Oktober 2019, Twitter meraih pendapatan lebih dari US$ 30 juta dari iklan politik pada 2018.

Oleh karena itu, Segal menegaskan keputusan menghentikan seluruh jenis iklan politik bukan didasarkan pada uang.

"Keputusan ini berdasarkan prinsip, bukan uang," Segal menegaskan.

Advertising
Advertising

Keputusan CEO Twitter ini berseberangan dengan sikap Facebook yang belum memutuskan akan mengikuti keputusan Twitter.

Facebook menghadapi berbagai tekanan terkait degan informasi palsu lewat iklan untuk mengarahkan pemilihan saat pemilu AS 2016. Rusia dituding terlibat dalam mempengaruhi pemilihan presiden AS yang dimenangkan oleh Donald Trump dari partai Republik.

Kandidat presiden AS dari partai Demokrat, Joe Bidden dan senator Elizabeth Warren jengkel dengan iklan Faceboook yang dianggap palsu.

Putusan Twitter tidak menerima tawaran iklan politik, mendapat dukungan dar antara lain Bill Russo, wakil direktur komunikasi kampanye Biden dalam pemilihan presiden AS tahun 2020.

Namun, kubu Trump menyebut langkah Twitter sebagai upaya membungkam kaum konservatif.

"Ini adalah upaya lain untuk membungkam kaum konservatif karena Twitter tahu presiden Trump memiliki program online paling canggih yang paling dikenal," Brad Parscale dari kubu Trump, seperti dilaporkan Reuters.

Dorsey mengatakan, membayar iklam sama dengan memaksa pesan-pesan politik ditargetkan ke banyak orang dengan kekuatan yang membawa resiko signifikan bagi politik, mempengaruhi jumlah suara untuk mempengaruhi kehidupan jutaan orang.

David Hermann, ketua Hermann Digital LLC menyatakan tidak setuju keputusan Twitter. Pelaranan iklan politik di media sosial bukan kampanye pemilihan presiden tetapi menyakiti politik lokal yang bergantung pada jangkauan iklan berbayar.

Berita terkait

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

3 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

5 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

10 hari lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

12 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

14 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

15 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

19 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

21 hari lalu

Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

Elon Musk, CEO platform media sosial X, pada Senin mengusulkan biaya langganan bagi pengguna baru

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

21 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya