PM Kanada Trudeau Bakal Bentuk Pemerintahan, Ada Isu Separatisme

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 30 Oktober 2019 16:01 WIB

Bianca Andreescu bersama PM Kanada, Justin Trudeau saat penyambutan petenis Kanada itu di Mississauga, atas prestasinya menjadi juara AS Terbuka 2019. (Moe Doiron/Reuters)

TEMPO.CO, Ottawa – Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan mengambil langkah formal pertama untuk membentuk kabinet setelah partai berkuasa Partai Liberal kehilangan mayoritas kursi di parlemen pasca pemilu pekan lalu.

Ini membuat Partai Liberal, yang mendukung Trudeau sebagai Perdana Menteri, membutuhkan dukungan partai oposisi untuk mendapatkan mayoritas kursi di parlemen dan membentuk pemerintahan.

Trudeau mengunjungi Gubernur Jenderal Julie Payette, yang menjadi perwakilan Ratu Elizabeth dan berfungsi sebagai kepala negara.

Dalam pertemuan itu, juru bicara pemerintah Kanada mengatakan Trudeau mengungkapkan rencananya untuk membentuk pemerintahan.

“Trudeau mengatakan akan mengumumkan jajaran kabinet baru pada 20 November,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 29 Oktober 2019.

Advertising
Advertising

Partai Liberal memenangkan 157 kursi dari 338 kursi di DPR Kanada pada pemilu 21 Oktober 2019.

Sedangkan partai oposisi utama yaitu Partai Konservatif mendapat 121 kursi.

Petinggi Liberal mengatakan partai kemungkinan akan bekerja sama dengan Partai Demokrat Baru, yang berhaluan kiri, untuk mempertahankan pemerintahan.

Trudeau menghadapi masalah di Provinsi Alberta dan Saskatchewan, yang kaya minyak, setelah pemilih di kedua provinsi itu tidak memilih anggota parlemen dari Partai Liberal.

Ini sebagai bentuk protes warga atas kebijakan lingkungan yang dirasa menghambat sektor energi.

Trudeau juga menunjuk bekas Deputi Perdana Menteri Anne McLellan, untuk membantunya menyusun pemerintahan.

Ini karena Mclellan berasal dari Kota Edmonton, Alberta, dan menjabat sebagai anggota parlemen 1993 – 2006.

Trudeau juga menghadapi isu separatisme di kedua provinsi tadi setelah seorang bekas anggota parlemen dari Partai Konservatif mempromosikan ide pemisahan wilayah.

Media Politico melansir masyarakat Saskatchewan merasa marah dengan terpilihnya Trudeau. “Apakah ini nyata? Iya. Masyarakat marah,” kata Randy Hoback, seorang anggota Partai Konservatif di Saskatchewan kepada Politico. “Saya tidak pernah hal seperti ini.”

Warga di Provinsi Alberta dan Saskatchewan mengeluhkan gagalnya pembangunan pipanisasi minyak dan harga pangan yang merugikan petani akibat perjanjian dagang Kanada dengan Cina.

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

2 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

12 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

2 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

5 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

8 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

8 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

8 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

9 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

11 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya