Gubernur Bank Sentral Waswas Ekonomi Lebanon Terancam Runtuh

Selasa, 29 Oktober 2019 16:00 WIB

Riad Salame, Gubernur Bank Central Lebanon. Sumber: aawsat.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Sentral Lebanon, Riad Salame, memperingatkan ekonomi Lebanon bisa runtuh jika tidak ada kesepakatan dengan para pengunjuk rasa. Solusi dibutuhkan dalam tempo secepat-cepatnya.

Dalam wawancara dengan CNN, Salame mengatakan sejumlah bank di Lebanon sudah ditutup sejak unjuk rasa meletup yang dipicu oleh serangkaian kebijakan penghematan, diantaranya penerapan pajak telepon WhatsApp yang mulai berlaku per dua pekan lalu.

“Ini soal hitungan hari (ekonomi Lebanon runtuh) karena negara menanggung beban biaya yang sangat besar,” kata Salame, yang menyerukan agar segera dicarikan solusi untuk mengatasi krisis yang secara jangka panjang bisa menciderai kepercayaan diri investor.

unjuk rasa di Lebanon. sumber: AFP/thenational.ae

Unjuk rasa di Lebanon saat ini mulai meneriakkan tuntutan agar Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengundurkan diri. Para pengunjuk rasa yang kecewa pada pemerintah melakukan penutupan jalan secara paksa di seluruh Lebanon sehingga jalan-jalan di jantung kota Lebanon penuh dengan massa. Demonstrasi di Lebanon kali ini adalah yang terbesar dalam hampir 15 tahun terakhir.

Advertising
Advertising

Perdana Menteri Hariri menyatakan siap mundur, namun saat yang sama dia tak bisa menepis kekhawatiran kalau harus meninggalkan pemerintahan yang kosong. Salame mengatakan Hariri ingin mencapai sebuah konsensus politik diantaranya dengan merombak pemerintahan demi memuaskan tuntutan para demonstran dan mendapatkan lagi kepercayaan masyarakat.

“Untuk saat ini, belum ada kemajuan atas permasalahan yang dihadapi Lebanon ini,” kata Salame.

Dia memperingatkan, semakin lama solusi ditunda-tunda maka semakin besar beban biaya negara. Sebab sekarang ini nyaris tidak ada lagi aktivitas ekonomi di Lebanon. Impor semakin sulit karena bank-bank tutup, begitu pula kredit yang sekarang semakin sulit dari sebelumnya.

Lebanon memiliki utang internasional yang harus ditutup dan jika kita tidak membayar utang, maka kita akan ada dalam situasi gagal bayar. Di sisi lain, lapangan kerja dan masyarakat sekarang telah menjadi ancaman. Perusahaan-perusahaan yang kehilangan uang berisiko tidak mampu membayar gaji karyawan,” kata Salame.

Berita terkait

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

2 jam lalu

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

Kasus sejumlah nasabah yang mengklaim dananya hilang bermula ketika mereka menempatkan dana di BTN melalui pegawai perseroan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

14 jam lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

15 jam lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

23 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

2 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

2 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

3 hari lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya